Tanjung (ANTARA) - Puskesmas Pugaan, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan meluncurkan 38 inovasi pelayanan publik bidang kesehatan sebagai komitmennya dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan.
Kepala Puskesmas Pugaan. Hj Harliani mengatakan peluncuran inovasi ini menandai era baru pelayanan kesehatan yang lebih efisien, partisipatif, dan berbasis digital.
Baca juga: Puskesmas Uren gencarkan pelayanan kesehatan ke desa terpencil
"Semua inovasi dirancang sebagai jawaban atas tantangan layanan kesehatan masa kini yang menuntut keterjangkauan, kecepatan, serta kolaborasi lintas sektor," jelas Harliani di Tabalong, Senin (30/6/2025).
Untuk inovasi penanggulangan penyakit menular diantaranya Si Pendekar Berkumis atau Sistem informasi pencegahan drop-out pengobatan TB berbasis aplikasi, Peluk Sista (Dukungan perawatan luka dan monitoring penderita kusta) dan .
Gadget Cinta( Aplikasi pendamping pemberian Zinc untuk diare balita cegah stunting).
Adapula Gerakan masyarakat atasi diare secara aman berbasis WhatsApp atau Gema Mentari dan Q-Rista yakni Skrining kusta mandiri berbasis QR Code.
Sedangkan inovasi untuk ibu hamil dan balita yakni BE-TA (Pemantauan pemberian makanan tambahan balita dan ibu hamil KEK) dan program pemantauan tumbuh kembang balita dan intervensi gizi.
Langkah ini tertuang dalam Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Nomor 121 Tahun 2025 tentang Inovasi Pelayanan Publik Bidang Kesehatan.
Puskesmas Pugaan juga memprioritaskan pendekatan berbasis data dan hasil, terbukti dari sejumlah indikator capaian penurunan angka stunting dari 13 persen pada tahun 2022 menjadi 10,01 persen (2023).
Baca juga: Pemkab Tapin tingkatkan layanan lewat Puskesmas Bakarangan
Capaian KB Pasca Salin meningkat dari 52,2 persen menjadi 70,1 persen dan
penurunan anemia pada ibu hamil dan calon pengantin hingga lebih dari 30 persen.
“Kami ingin memastikan warga Pugaan, dari anak-anak hingga lansia, dari penderita PTM hingga calon pengantin, mendapatkan layanan yang manusiawi, berkualitas, dan mudah dijangkau,” ujarnya.
Sementara itu dukungan lintas sektor kunci sukses dimana inovasi dirancang dengan semangat kolaboratif antara tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat, serta pemerintah desa.
Dalam lokakarya mini triwulan yang diadakan rutin, lintas sektor diajak aktif memberikan evaluasi dan mendukung implementasi program.