Banjarmasin (ANTARA) - Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengidentifikasi potensi desa sekitar lahan mangrove di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan yang dikelola ULM melalui Koperasi Berkah Wasaka Mandiri pada hutan produksi seluas lebih kurang 611 hektare.
"Kita ingin mengetahui lebih jauh potensi yang bisa dikembangkan mulai di sektor kehutanan, perikanan, hingga wisata dan potensi industri rumah tangga," kata Hafiziannor dari Fakultas Kehutanan ULM yang memimpin tim ke Kotabaru, Selasa.
Baca juga: Minister approves ULM to manage 611 hectares mangrove in Kotabaru
Langkah identifikasi itu dilakukan ULM yang menerjunkan Unit Penunjang Akademik (UPA) Lingkungan Lahan Basah (LLB) melakukan survei ke lahan mangrove di Kotabaru.
Sebanyak delapan mahasiswa dibagi ke dalam dua tim yang masing-masing didampingi staf UPA LLB dipimpin Hafiziannor dan Susilawati, dua dosen Fakultas Kehutanan ULM.
Survei dilakukan di enam desa, yakni Desa Kemuning, Desa Tanjung Pelayar, Desa Tanjung Sungkai, Desa Tanjung Tengah, Desa Taluk Tamiang dan Desa Kampung Baru.
Selain melakukan survei sosial dan lapangan, UPA LLB juga melakukan focus group discussion (FGD) dengan perangkat desa dan penduduk guna menyerap aspirasi masyarakat di wilayah pesisir itu.
Diketahui ULM melalui Koperasi Berkah Wasaka Mandiri telah mendapatkan Surat Persetujuan Komitmen Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) pada Hutan Produksi seluas ±611 hektare di Kabupaten Kotabaru.
Surat tersebut diterbitkan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan dicetak pada 8 Agustus 2024.
Baca juga: Adaro Logistic plants thousands mangroves in Kurau mangrove area
Berdasarkan hasil verifikasi administrasi dan teknis, permohonan PBPH telah memenuhi kelengkapan persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 8 Tahun 2021.
Terbitnya surat tersebut membuat ULM selangkah lagi untuk bisa menjadi satu-satunya universitas di dunia memiliki dan mengelola lahan mangrove.