Banjarmasin (ANTARA) - Tuan Guru Haji Zainuddin Rais mengungkapkan rahasia sedekah dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin Selatan, Sabtu pagi.
Tuan Guru Zainuddin mengungkapkan rahasia sedekah dalam kajian lanjutan Kitab "Ihiya'ulumuddin";Jilid IV salah satu karya Imam Ghazali.
Dengan mengutip Kitab Ihyaulumuddin tersebut, Tuan Guru Zainuddin mengatakan, pada dasar bentuk atau cara bersedekah ada dua yaitu secara diam-diam dan terbuka.
Menurut Tuan Guru tersebut kedua cara (diam-diam dan terbuka) itu ada nilai positif negatif, tergantung dari pendekatan niat orang yang bersedekah.
Sebagai contoh sedekah secara diam-diam guna menghindari ria atau anggapan pamer oleh sebagian orang, tetapi tidak menutup kemungkinan ria di hadapan Allah SWT.
Sementara sedekah secara terbuka bisa saja orang menganggap pamer atau menimbulkan ria, tetapi kalau tulus ikhlas sebagai motivasi kepada orang-orang lain, terutama bagi mereka yang berkemampuan atau rezeki berlebih.
"Jadi semua itu terpulang pada niat. Kalau dengan dasar niat tulus ikhlas, kedua cara bersedekah tersebut baik atau tidak masalah dari sisi agama," tegas Tuan Guru Zainuddin.
Pada kesempatan itu pula, Tuan Guru Zainuddin menyinggung sikap putus yang sebenarnya kurang layak bagi seorang Muslim.
Terkait putus asa tersebut, Tuan Guru yang mengisi pengajian rutin tiap sesudah Shalat Subuh atau Sabtu pagi itu menceriterakan zaman Nabi Musa alaihi salam (as) dan mass Abad ke-5.
Pendek ceritera, suatu ketika Allah memerintah Malaikat Jibril membawa seseorang dari dalam neraka menghadap Al Khaliq tersebut.
"Allah pun bertanya tentang keadaan neraka kepada orang tersebut, dan orang itu menjawab dengan kesan keputusan asaan. Allah pun menyuruh Malaikat Jibril mengembalikan ke neraka," kutip Tuan Guru Zainuddin.
Namun, lanjut Tuan Guru Zainuddin, orang tersebut Allah masukan ke surga, karena sikapnya yang selalu memandang Allah tak msu memandang neraka lagi.
"Dari ceritera itu, ada sebuah pembelajaran dengan sikap yang menunjukkan ketidakmampuan, akhirnya Allah masukan ke surga, kendati penuh dosa," demikian Tuan Guru Haji Zainuddin Rais