New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dipicu menurunnya imbal hasil obligasi AS dan investor bertaruh untuk kebijakan The Federal Reserve yang dovish.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,08 persen menjadi 106,1649.
Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic pada Jumat (20/10) mengatakan tidak melihat pemangkasan suku bunga akan terjadi hingga 2024.
"Menurut saya akhir 2024," ujar Bostic saat ditanya kapan bank sentral AS akan memangkas suku bunga.
Ia juga mengingatkan bahwa jalan untuk mencapai inflasi yang bisa diterima masih
panjang.
Baca juga: Dolar AS melemah setelah pernyataan Ketua The Fed
"Masih banyak momentum dalam perekonomian. Pandangan saya, inflasi akan turun tapi tidak akan turun drastis," kata Bostic.
Tidak ada data relevan yang dirilis pada Jumat (20/10) lalu dan fokus bergeser ke konflik Israel dan Palestina yang bisa menguntungkan dolar AS sebagai aset safe haven.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar AS melemah menjadi 1,3701 dolar Kanada dari 1,3715 dolar Kanada pada sesi sebelumnya. Sementara itu, euro naik ke 1,0592 dolar AS dari 1,0583 dan pound Inggris menguat ke 1,2158 dolar AS dari 1,2145 dolar AS.
Dolar AS mencapai 149,8590 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,8360 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS melemah menjadi 0,8918 franc Swiss dari 0,8933 franc Swiss, sedangkan dolar menguat menjadi 10,9724 krona Swedia dari 10,9557 krona.
Sumber: Xinhua
Baca juga: Rupiah lebih baik dibanding sejumlah mata negara lain
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi