Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia fokus untuk meningkatkan perdagangan khususnya ekspor di kawasan ASEAN yang memiliki pangsa pasar lebih dari 600 juta orang.
"ASEAN ini pasarnya besar 600 juta penduduk, kita lihat yang jauh EU (Uni Eropa) cerewet sekarang, nah coba kita fokuskan ASEAN dulu. Malaysia tadi meningkat, kemudian Thailand, Filipina," ujar Zulfikli usai mengunjungi Gudang Ekspor Shopee di Jakarta, Rabu.
Zulkifli menjelaskan, ASEAN memiliki Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) atau perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN.
Ke depannya, RCEP akan menjadi perdagangan yang bebas tarif kepabeanan serta dapat bertransaksi secara digital.
Baca juga: Mendag sebut penerbitan revisi Permendag 50/2020 tak bisa buru-buru
"ASEAN itu menjadi program prioritas, kita sudah punya RCEP kalau di ASEAN. Nanti arahnya perdagangan kita seperti EU ya, sudah bebas tarif, nanti kepabeanannya udah pakai elektronik, kemudian juga nanti semua data udah bisa pakai digital," kata Zulkifli.
Zulkifli mengatakan, ASEAN akan bersatu dalam hal perdagangan. Menurut Zulkifli, perjanjian dagang antar negara ASEAN merupakan jalur cepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara kawasan.
"Memang kebijakan-kebijakan kita sekarang sudah ada toll way-nya atau jalan tolnya ASEAN," ujar Zulkifli.
Lebih lanjut, salah pendorong ekspor dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah kehadiran lokapasar, di mana pembeli dari berbagai negara dapat melihat produk melalui etalase penjual.
Lokapasar tersebut, telah membuka akses pasar yang lebih luas bagi penjual. Tak hanya di wilayah dalam negeri, UMKM juga bisa memasarkan produknya untuk pembeli luar negeri.
"Dengan e-commerce, sekarang kan orang pesan, lihat produknya bagus. Akses pasar tidak hanya di Jawa Barat, tidak hanya di Solo, makanya bisa sampai Malaysia, Thailand sampai Timur Tengah dengan sistem e-commerce sekarang," kata Zulkifli.
Baca juga: PM China bertemu dengan Mendag AS bahas peningkatan kerja sama ekonomi
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi