Batulicin (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, menginformasikan bahwa luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kota setempat hampir mencapai 20 hektare lebih.
Kepala BPBD Tanah Bumbu Sulhadi, di Batulicin Selasa mengatakan, sejak Januari 2023 petugas telah menemukan 40 titik sumber panas di beberapa kecamatan malalui aplikasi sistem pengawasan kebakaran hutan dan lahan atau "sipongi".
Baca juga: Kriminal Kalsel kemarin, Polres HSS tekan karhutla hingga mayat lansia
"Dari 40 titik sumber panas tersebut telah ditemukan empat titik api, sisanya titik panas yang disebabkan oleh panasnya seng atap rumah, warga yang membakar sampah dan batubara," kata Sulhadi.
Dia menjelaskan, empat titik api atau Karhutka didominasi di Kecamatan Kusan Tengah dengan luas mencapai 20 hektare, sedangkan di kecamatan lain luas Karhutla hanya puluhan hingga ratusan meter.
Agar kasus Karhutla di Tanah Bumbu tidak meluas, BPBD Tanah Bumbu juga menyiapkan 2.800 personil gabungan terdiri dari TNI, Polri, BPBD dan relawan yang tersebar di Seluruh wilayah untuk melakukan pencegahan Karhutla.
"Setiap kecamatan terdapat 200 orang dilengkapi dengan peralatan atau alat pemadam api seperti kepyok, semprot gendong, garu, sekop dan lain sebagainya," terang Sulhadi.
Mereka juga dibekali materi untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk ikut andil melakukan pencegahan Karhutla di wilayahnya masing-masing.
Baca juga: BPBD detects 4,345 hotspots in South Kalimantan
Menurut Sulhadi, kasus Karhutla di Tanah Bumbu sangat kecil di bandingkan dengan kasus Karhutla Di Kabupaten lain yang ada di Kalimantan Selatan.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops PB) Kalsel tercatat sekitar 3.214 titik api dengan luas karhutla sekitar 995 hektare lebih tersebar di 13 kabupaten dan kota. Seperti Kota Banjarbaru luas Karhutla mencapai 445 hektare dan sebanyak 102 titik api.
Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru memiliki siklus musim yang berbeda dengan daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan.
Contohnya pada Desember 2022 Kabupaten Tapin mengalami karhutla namun Kabupaten Tanah Bumbu mengalami hujan deras. Begitu juga sebaliknya, di saat Tanah Bumbu kemarau kabupaten lain mengalami hujan.
"Berdasarkan informasi melalui aplikasi go.id.lapan.firehot dan aplikasi sistem pengawasan kebakaran hutan dan lahan atau "sipongi" hingga saat ini baru ditemukan 40 titik panas dan empat kasus Karhutla," jelasnya.
Baca juga: Delapan titik api kembali terpantau di tiga kecamatan wilayah Daha