Ia mengatakan, membuka lahan dengan cara membakar akan memicu terjadi kebakaran hutan dan lahan, selain bisa merusak ekosistem lingkungan, juga bisa berdampak buruk dengan pencemaran udara karena kabut asap.
"Maka kami bersama pihak perusahaan, PT Subur Agro Makmur (SAM) dan instansi terkait melakukan sosialisasi, mengingatkan warga dapat memanfaatkan lahan tanpa membakar, serta untuk mencegah karhutla," kata Yeni dalam keterangan di Daha Barat, Senin.
Baca juga: BPBD HSS optimalkan peran satgas desa tangani karhutla di wilayah terdekat
Dijelaskan Yeni, warga di dua desa yang berada di ring binaan perusahaan PT SAM, yakni Desa Baruh Jaya dan Paramaian merupakan desa yang telah mendapatkan pendampingan dari program BRGM.
Melalui sosialisasi diharapkan kesadaran warga semakin meningkat agar tidak ada lagi yang membakar, juga rumput yang selama ini dianggap sebagai gulma, bisa dimanfaatkan untuk bahan pupuk organik.
"Jika dahulu rumput dibakar, sekarang dimanfaatkan dan justru membantu pertumbuhan tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk kimia sebab secara alami bisa melembabkan tanah,” Yeni, yang juga berstatus sebagai Ketua TP PKK Kecamatan Daha Barat.
Baca juga: Status siaga bencana karhutla di HSS
Selain itu, membuka lahan dengan cara membakar ada aturan hukumnya, sebagai disebutkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2004, tentang perkebunan dengan sanksi pidana dan denda berat yang akan menjerat pelaku karhutla.
Selama ini, program-program dari BRGM telah bersinergi dengan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan dalam pemanfaatan lahan, menggunakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, sehingga pembukaan lahan dengan cara dibakar dapat dihindari.
"Mari kita berupaya bersama mencegah karhutla, warga kita juga dapat berpartisipasi untuk memadamkan api apabila lokasinya rawan dan sulit dijangkau petugas kebakaran," tandas Yeni.