Barabai, Kalsel (ANTARA) - Masyarakat menyemarakkan "Batumbang Apam" di Masjid Pajukungan Barabai, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel).
Batumbang Apam yang artinya mengukur kue khas Banjar itu memiliki pengertian meletakkan apam setinggi/seukuran orang yang menjadi sasaran nazar dan pelaksanaan pada umumnya di masjid.
Baca juga: Pemkab HST lestarikan budaya lokal bangunkan sahur
Seorang pemuka agama Kabupaten HST, Mohammad Ilmi Muhran di Barabai, Selasa, menjelaskan Batumbang Apam merupakan sebuah budaya terkait nazar.
Muhran menuturkan tradisi Batumbang Apam nyaris punah, karena banyak generasi muda orang Banjar tidak mengetahui budaya tersebut.
"Kita bersyukur, belakangan ini ada yang menghidupkan kembali budaya Batumbang Apam sehingga budaya yang juga dikaitkan dengan religi tak sampai punah. Bahkan kini acara Batumbang tersebut dimodifikasi supaya semarak dan meriah," ujar Muhran.
Sebagai contoh acara Batumbang Apam di Masjid Pajukungan, warga masyarakat setempat memeriahkan dengan nasyid atau seni rabbana dan beragam busana muslim.
Baca juga: HST promosikan cagar budaya kepada generasi muda
Pagelaran tradisi Batumbang Apam kebanyakan dilakukan oleh orang Banjar Hulu, yaitu warga yang tinggal di daerah Hulu Sungai atau "Banua Anam" Kalsel.
Banua Anam di Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), HST,.Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Gelar tradisi Batumbang Apam merupakan hiburan gratis masyarakat yang bernuansa religi, karena menjadi tontonan masyarakat umum.