Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai mendistribusikan logistik sembilan bahan pokok untuk membantu korban banjir di Sengayam, Kecamatan pamukan Barat.
"Petugas dari Pemkab Kotabaru mulai membawa sebagian barang logistik untuk membantu para korban banjir di Pamukan Barat," kata Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru, Sugeng di Kotabaru, Selasa.
Dia mengatakan, akibat hujan deras di daerah Pamukan Barat dan sekitarnya menyebabkan air sungai meluap dan menyebabkan banjir yang merendam puluhan rumah warga di Kecamatan Pamukan Barat.
Kapolres Kotabaru Ajun Komisaris Besar Polisi H Suhasto, melalui Kapolsek Pamukan Barat dan Pamukan Utara, Inspektur Satu Boni Fasius, mengatakan, akibat hujan deras yang turun dalam waktu sekitar dua jam menyebabkan aliran Sungai Samihin meluap hingga sekitar empat meter.
"Meluapnya air sungai di daerah perbatasan Desa Banian dengan Desa Batuah itu menyebabkan oprit Jembatan Samihin runtuh, dan satu orang pengendara sepeda motor terjatuh dan meninggal dunia," kata Kapolsek.
Selain itu, sekitar lima rumah warga yang ada di bantaran sungai terseret banjir akibat meluapnya Sungai Samihin.
"Untuk rumah yang terseret tidak ada korban jiwa, tetapi rumah warga rusak akibat diterjang banjir," tuturnya.
Boni mengemukakan, transportasi di jalur Trans Kalimantan dari arah Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur terganggu dan nyaris lumpuh karena oprit Jembatan Samihin, Kecamatan Pamukan Barat runtuh.
"Panjang jalan yang runtuh (oprit) kisaran 7 meter-8 meter selebar ruas jalan Trans Kalimantan akibat tergerus oleh air Sungai Samihin," ujarnya.
Dikatakan, akibat runtuhnya badan jalan atau oprit Jembatan Samihin yang terletak di perbatasan Desa Banian dengan Batuah itu menyebabkan transportasi dari arah Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur atau sebaliknya jadi terganggu.
Mobil dari Kalsel yang mau ke Kaltim atau sebaliknya terpaska tidak bisa melanjutkan perjalanan, dan pemberhentian terakhir berada di titik jembatan.
"Ada jalan alternatif di daerah perkebunan kelapa sawit PT Alam Raya-Banian namun memerlukan waktu tempuh sekitar tiga jam perjalanan, itupun tidak mudah dilalui bisa tersesat karena banyak persimpangan jalan," ujarnya.
Sementara itu, untuk membantu masyarakat atau penumpang dari arah Kaltim yang hendak menuju Kalsel atau sebaliknya yang terhalang putusnya jalan, mereka menyediakan armada roda empat di masing-masing sisi.
"Masyarakat juga berusaha secara swadaya membuat rakit bambu untuk jalan darurat agar warga bisa melewati jalan yang runtuh tersebut," tuturnya.
Muspika Pamukan Barat juga saling bahu membahu untuk membantu mencarikan solusi agar masyarakat bisa terbantu.