Martapura, (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 101 orang peserta mengikuti seleksi pemilihan Nanang dan Galuh (Naga) Banjar 2016 berupa seleksi tertulis, wawancara mengenai wawasan budaya, bahasa dan pengetahuan umum, digelar di Aula Kantor Disbudparpora Banjar, Senin (25/4).
Setelah melakukan serangkaian seleksi, para peserta masih harus menampilkan keahlian atau bakat yang mereka miliki dihadapan para juri, yang terdiri dari para senior atau mantan-mantan Nanang dan Galuh Banjar terdahulu, serta budayawan yang berkompeten di dunia seni Kalimantan Selatan.
Kabid Pariwisata Disbudparpora Banjar I Gusti Made Suryawati menjelaskan, pada tahun 2016 ini ada 52 peserta yang mengikuti seleksi Nanang dan 49 yang mengikuti seleksi Galuh Banjar. Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini para peserta diwajibkan memiliki pengetahuan dasar Agama Islam, menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Kabupaten Banjar yang religius dan kental dengan suasana islami.
“Tugas kita sebagai pemerintah daerah adalah membina dan mengasah bakat para pemuda kita ke jalur yang positif sehingga bisa menghasilkan prestasi. Selain membina agar para naga nantinya mempunyai wawasan yang luas, kita juga berkewajiban membimbing para naga dan generasi muda kita agar mempunyai akhlakul karimah sesuai dengan ajaran agama Islam. "Makanya pada tahun ini ada penambahan syarat bagi peserta Naga, yaitu harus mempunyai pengetahuan dasar Agama Islam,†ungkap Made.
Kabupaten Banjar memang terkenal mempunyai banyak wisata religi yang sudah terkenal sampai mancanegara. Salah satu contoh adalah wisata religi Makam Syekh Arsyad Al Banjari atau yang lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, serta Makam Syekh M Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul) yang selalu dipenuhi para penziarah.
Maka tidak ada salahnya Disbudparpora Banjar menambah syarat bagi para pemuda dan pemudi yang ingin mengikuti seleksi Nanang dan Galuh Banjar harus mempunyai pengetahuan dasar Agama Islam.
“Naga merupakan partner pemerintah daerah dalam mempromosikan segala potensi tempat pariwisata, kesenian dan kebudayaan yang dimiliki daerah. Saya berharap para peserta Naga dapat bersungguh-sungguh mengikuti seleksi ini agar dapat memberi sumbangsih nyata bagi pembangunan di Bumi Serambi Mekkah ini,†tuturnya.
Salah satu peserta Nanang Banjar tahun 2016 M.Hifnie mengungkapkan motivasinya mengikuti seleksi Naga Banjar tahun 2016 adalah agar bisa ikut berkontribusi dalam promosi wisata, dan ikut andil dalam pelestarian kesenian serta kebudayaan yang ada di Kabupaten Banjar.
Mahasiswa Semester II Fakultas Kedokteran Program Studi Keperawatan Unlam Banjarbaru ini mengatakan suatu kebanggaan apabila dirinya bisa masuk seleksi Naga Banjar tahun 2016.
“Selain ingin ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah melalui promosi potensi yang ada di daerah Banjar, saya ingin membanggakan kedua orang tua.
Sudah pasti pemuda dan pemudi terbaiklah yang dipilih menjadi Naga Banjar. Ini tentu saja akan membawa kebanggaan bagi saya, orang tua, keluarga dan teman-teman saya,†terang Hifnie.
Cholis Mabrori selaku dewan juri yang juga merupakan pemenang Nanang Banjar tahun 2012 menjelaskan, pihaknya mempunyai kriteria khusus dalam memilih para Naga. Tidak hanya mempunyai paras yang tampan dan cantik, tapi para peserta juga diwajibkan memiliki kepribadian yang menarik serta wawasan yang luas.
“Kami tidak hanya mengutamakan penampilan fisik, para Naga harus memiliki inner beauty agar bisa mengimbangi paras menarik yang mereka miliki. Selain itu, pendidikan dasar Agama Islam merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh para peserta Naga,†jelas Cholis.
Ia menambahkan, setelah melewati serangkain tes tertulis, wawancara dan unjuk bakat, para peserta seleksi Naga yang berjumlah 101 orang akan dikerucutkan menjadi delapan orang. Empat Nanang dan empat Galuh, kedelapan orang ini masih harus mengikuti karantina dan pelatihan untuk selanjutnya tampil di malam Grand Final. (Fii/f)