Barabai, Kalsel (ANTARA) - Banjir dua kali melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam sepekan terakhir, 23 dan 27 Oktober 2022.
Pewarta Antara Kalsel dari Banjarmasin yang melakukan perjalanan ke "Bumi Murakata" HST, Sabtu melaporkan, pada beberapa wilayah "Kota Apam" Barabai, ibukota kabupaten tersebut hingga Jumat malam masih terendam air.
Sebagai contoh sebagian kawasan terminal dan pasar Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin) serta tempat lain di Bumi Murakata HST air masih menggenang sehingga lalulintas untuk orang berlalu-lalang.
Menurut informasi warga masyarakat setempat, banjir 27 Oktober lalu airnya lebih dalam dari 23 Oktober 2022 sehingga menggenang Kota Apam Barabai atau "Bandung Kalimantan" (julukan Presiden Soekarno terhadap Barabai) agak lama.
Genangan air yang agak lama terhadap Bandung Kalimantan atau "Bandung-van Borneo" (julukan masa Hindia Belanda terhadap Barabai) itu karena luapan Kali Benawa/Sungai Barabai dan anak sungai lainnya di kabupaten tersebut.
Sementara proyek rencana pengendalian banjir di Hiking Mandingin Barabai masih jauh dari selesai sehingga belum bisa membantu mengatasi bencana dari guyuran hujan beberapa hari lalu itu.
Warga Bumi Murakata HST was-was karena mendung masih menyelimuti wilayah Pegunungan Meratus yang merupakan daerah hulu Kali Benawa/Sungai Barabai dan Sungai Batang Alai.
Begitu pula walau di HST tidak ada kegiatan pertambangan batu bara, tapi kegiatan perusahaan yang menggali "emas hitam" di Kabupaten Kotabaru sudah mendekati perbatasan Bumi Murakata.
Sebagai catatan pada banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Kalsel Januari 2021, Bumi Murakata HST masuk terparah kena dampaknya.
Oleh karenanya masih banyak sarana dan prasarana rusak akibat bencana banjir 2021 belum tertangani pemerintah hingga saat ini di antaranya jembatan gantung Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa dan jembatan Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan.