Banjarbaru (ANTARA) - Pemprov Kalsel menggelar Rapat Koordinasi Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi bagi ASN di Aula Idham Chalid, Banjarbaru, Rabu (20/7).
Kegiatan itu dalam rangka menangkal ancaman intoleransi dan radikalisme sejak dini di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Kalsel.
Hadir sebagai narasumber pada rakor itu, Komisaris Besar Polisi Kasatgaswil Kalsel Densus 88 AT Polri, Surya Putra.
Kombes Surya Putra menegaskan bahwa terorisme tidak diajarkan di agama mana pun. Tindakan teror berakar dari paham intoleran dan sikap radikal.
“Seseorang yang radikal belum tentu melakukan tindakan teror. Tapi orang yang melakukan teror sudah pasti berawal dari sikap radikal dan pemikiran intoleran,” katanya.
Berbicara soal data kota yang warganya paling toleransi maupun intoleransi, Surya menyebut wilayah Kalsel tidak berada di antara keduanya.
“Wilayah di Kalsel syukurnya tidak ada yang masuk ke dalam daftar kota yang penduduknya intoleran, tapi juga tidak termasuk ke dalam daftar kota yang toleran. Artinya, penduduk kita bersikap moderat alias pertengahan saja,” paparnya.
Sementara itu Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor dalam arahannya melalui Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Nurul Fajar Desira menyampaikan komitmennya dalam menangkal ancaman intoleransi dan radikalisme di lingkungan ASN Pemprov Kalsel.
“Cukup sering kita mendengar berita tentang ASN yang terpapar paham radikal dan intoleransi. Jangan sampai hal ini terjadi di Pemprov. Pencegahan perlu kita gaungkan sejak dini,” tegas Paman Birin, sapaan akrab gubernur.
Karena itu, sebut gubernur, ada beberapa langkah pencegahan yang harus dilakukan dari berbagai aspek. Dimulai dari meningkatkan pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang kaya makna. Kemudian, meningkatkan nilai toleransi dan kebhinekaan baik bagi individu maupun kelompok.
Selain itu, meningkatkan kepedulian dan kebersamaan, serta menyosialisasikan dan mengamalkan nilai-nilai kedamaian dan anti kekerasan dalam kehidupan sehari-hari.
“Terakhir, tak kalah penting, mari kita galakkan pandangan antiradikal pada pendidikan formal dan lingkungan keluarga!” seru Paman Birin.