Banjarbaru, Kalsel (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof Dr dr Triawanti MKs berpendapat, masih tinggi angka "stunting" (terhambat tumbuh kembang balita) di Kalimantan Selatan juga tidak terlepas pengaruh perkawinan usia dini.
"Faktor perkawinan usia dini juga perlu kita analisis," ujar perempuan yang meraih gelar Guru Besar pada 26 Agustus 2021 tersebut, Selasa (21/6/22) sore.
Selain itu, faktor sosial budaya, jadi bukan semata-mata masalah ekonomi, lanjutnya menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel).
Oleh sebab itu, menurut Guru Besar Bidang Biomedik tersebut, perlu keseriusan dari semua pihak dalam menangani masalah stunting yang masih tinggi di provinsinnya yang kini berpenduduk lebih dari empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota.
"Memang sudah ada pembentukan Tim Percepatan Penanganan Stunting di Kalsel dari tingkat provinsi hingga desa," ujarnya.
"Namun usaha pemerintah tidak akan maksimal tanpa partisipasi dan kesadaran semua pihak, termasuk lapisan masyarakat hingga tingkat paling bawah," lanjutnya.
Ia berharap, dengan kerja keras pemerintah daerah/Tim Satgas dan seluruh komponen masyarakat angka stunting di Kalsel akan turun di tahun 2024.
"Karena itu pula, saya sependapat penanganan masalah stunting harus dimulai dari hulu, bukan pada hilirnya saja," ujarnya.
"Kami sudah menyusun analisis situasi. Semoga hasil analisis tersebut dapat membantu menurunkan stunting di Kalsel," demikian Triawanti.
Prof: tingginya stunting di Kalsel tak terlepas pengaruh perkawinan usia dini
Selasa, 21 Juni 2022 16:22 WIB