Amuntai (ANTARA) - Memasuki Ramadhan 1443 H para pedagang Takjil musiman di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan kembali menuai untung setelah Ramadan tahun lalu COVID-19 masih merajalela
Kendati Pandemi COVID-19 belum dinyatakan berakhir, namun geliat Pasar Takjil di HSU mulai terlihat mampu membangkitkan ekonomi masyarakat dengan ramainya Pasar Takjil.
Hal itu terpantau secara langsung ketika jarum jam sudah mulai menunjukkan pukul 16.00 Wita, hampir setiap tempat di sudut kota bertakwa julukan Kabupaten HSU para pedagang takjil sudah mulai ramai dikunjungi pembeli.
Salah satu penjual aneka kue atau wadai yang menjual dagangannya di Jl. Empu Jatmika yaitu Ana Fitriya, ia mengaku gembira bisa kembali berjualan takjil pada Ramadhan kali ini.
“Alhamdulillah, tahun ini saya bisa berjualan dengan lebih tenang, dan untuk masyarakat pun lebih nyaman saat membeli makanan-makanan," ujarnya, Senin.
Lebih lanjut Fitriya mengakui, pada penjualan Ramadhan kali ini mengalami peningkatan hingga 30 persen dari tahun sebelumnya.
"Kalau tahun kami rasa untuk peningkatan penjualan sudah jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya, mungkin ada sekitar 30 persen," ungkapnya.
Berbagai penganan kue khas Banjar yang ia jual seperti wadai (kue) Sarikaya, Hula-hula, Lapis India, Sari Muka, Bingka Kentang, Bingkai Tapai, Bingka Tumis dan masih banyak lagi, yang dipatok dengan harga Rp15000 - Rp35000 per potong.
Sementara Pemkab HSU tidak menyelenggarakan Pasar Ramadan tahun ini karena masih situasi Pandemi. Kegiatan Safari Ramadan juga ditiadakan demikian juga aktivitas keagamaan dikalangan PNS seperti ceramah agama setiap Senin ditiadakan sementara.
Meski demikian, berbeda dengan aktivitas di masyarakat yang banyak berjualan berbagai makanan untuk berbuka. Masyarakat membentuk sendiri pasar Ramadan di lingkungan tempat tinggal masing-masing, ada pula yang berjualan didepan rumah.
Bagi warga Kota Amuntai dan sekitarnya hadirnya Bulan Suci Ramadan memberikan kesempatan bagi perbaikan ekonomi pasca dihantam COVID-19.