New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dipimpin oleh kenaikan tiga persen di Nasdaq, dalam pembalikan pasar yang dramatis karena Presiden AS Joe Biden meluncurkan sanksi baru yang keras terhadap Rusia setelah Moskow memulai invasi habis-habisan ke Ukraina.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 92,07 poin atau 0,28 persen, menjadi menetap di 33.223,83 poin. Indeks S&P 500 bertambah 63,2 poin atau 1,50 persen, menjadi berakhir di 4.288,7 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 436,10 poin atau 3,34 persen, menjadi ditutup di 13.473,59 poin.
Di awal sesi, Nasdaq turun lebih dari 20 persen dari rekor penutupan tertinggi November. Jika ditutup pada level itu, itu akan mengonfirmasi bahwa Nasdaq berada di pasar bearish.
S&P 500 naik lebih dari 1,0 persen, mengakhiri penurunan empat hari di tengah kekhawatiran atas meningkatnya krisis. Dow juga berakhir di wilayah positif.
Setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan dari negara-negara Kelompok Tujuh (G7), Biden mengumumkan langkah-langkah untuk menghambat kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama dunia, bersama dengan sanksi terhadap bank dan perusahaan milik negara.
Gedung Putih telah memperingatkan warga Amerika bahwa konflik dapat menyebabkan harga bahan bakar yang lebih tinggi di Amerika Serikat, tetapi para pejabat AS telah bekerja dengan rekan-rekan di negara-negara lain pada pelepasan gabungan minyak tambahan dari cadangan minyak mentah strategis global.
Ketiga indeks utama dilanda aksi jual di awal perdagangan di tengah berita invasi Rusia ke Ukraina, dengan Nasdaq turun lebih dari 3,0 persen pada pembukaan. Mereka mencapai tertinggi sesi setelah komentar Biden dan reli menjelang penutupan.
"Pendirian keras yang diambil AS dan Eropa mengirimkan pesan keras ke pasar keuangan bahwa mereka akan mencoba melumpuhkan sebanyak mungkin ekonomi Rusia," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
"Dari satu perspektif itu positif," katanya seraya menambahkan bahwa penjualan di pasar mungkin belum berakhir. "Ke depan, kami masih tunduk pada harga minyak yang mungkin lebih tinggi, mungkin harga-harga komoditas yang lebih tinggi."
Investor telah khawatir tentang bagaimana peningkatan inflasi akan mempengaruhi prospek Federal Reserve dan suku bunga yang lebih tinggi.
Pasukan Ukraina memerangi penjajah Rusia di tiga sisi pada Kamis (24/2/2022) setelah Moskow melancarkan serangan darat, laut dan udara dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Sektor teknologi informasi melonjak 3,5 persen dan memberi S&P 500 dorongan terbesar, dalam pembalikan dari tindakan baru-baru ini.
"Teknologi memiliki kerusakan teknis paling besar, jadi bagus untuk melihat teknologi mengambil bagiannya," kata Jamie Cox, mitra pengelola Harris Financial Group di Richmond, Virginia.
S&P 500 awal pekan ini mengkonfirmasi bahwa pihaknya dalam koreksi. Koreksi dikonfirmasi ketika indeks ditutup 10 persen atau lebih di bawah level rekor penutupannya.
Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, berakhir lebih rendah hari ini.
"Anda memiliki banyak ketidakpastian yang diperhitungkan di pasar," kata Keith Lerner, co-chief investment officer di Truist Advisory Services di Atlanta.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 17,52 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,1 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Wall St naik tajam saat Barat serang Rusia dengan sanksi baru
Jumat, 25 Februari 2022 7:59 WIB