Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Sebanyak 873 bayi dan balita di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mengalami gangguan pernafasan akibat pekatnya kabut asap dalam sebulan terakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dari Dinas Kesehatan Masbudianto di Amuntai, Rabu mengatakan jumlah pasien ISPA selama berlakunya Darurat Kabut Asap pada September 2015 meningkat dari 2039 di bulan Agustus menjadi 2613 pasien.
"Diantaranya sebanyak 873 pasien yang dibawa berobat ke puskesmas karena gangguan pernafasan akibta kabut asap adalah pasien bayi dan balita," Ujar Masbudianto.
Masbudianto menghimbau orang tua agar tidak menganggap remeh kabut asap yang menyelimuti wilayah HSU.
Banyak orang tua, katanya membiarkan bayi dan balita tanpa perlindungan masker saat berada diluar rumah.
"Bahkan sebagian besar warga masyarakat dan pelajar tidak menggunakan masker padahal sangat membahayakan," tandasnya.
Dipaparkan jumlah pasien ISPA dalam tiga bulan terakhir di Kabupaten HSU terus meningkat, yakni Juli sebanyak 1692 pasien, Agustus 2.039 pasien dan September 2613 pasien.
Pemerintah Kabupaten HSU telah menggelar rapat koordinasi penanganan kabut asap dan menyatakan status siaga darurat kabut asap pada 15 September.
"Puncak kabut asap terjadi pada Hari Raya Idul Adha dimana jarak pandang hanya 10-15 meter, sehingga status daerah ditingkatkan menjadi Darurat Kabut Asap," katanya.
Meski Wilayah HSU sempat diguyur hujan dua kali Awal Oktober namun kabut asap tebal tetap menyelimuti wilayah HSU.
Beberapa pasien yang sudah mengidap ISPA menjadi parah dan perlu penanganan rumah sakit sepanjang September ditangani sebanyak 26 pasien.
"Sebanyak 26 Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai karena gangguan pernafasan yang akut," Ujar Plt Direktur Rumah Sakit Amuntai Agus Fidiansyah.
Agus memaparkan, jika masyarakat terus terpapar kabut asap maka akan menurunkan fungsi saluran nafas.
"Banyak partikel debu dan asap yang tidak tersaring oleh bulu-bulu halus di hidung yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan," katanya.
Meski demikian, kata Agus masyarakat masih kurang menyadari ancaman dari menghirup kabut asap sehingga masih banyak masyarakat tidak mengenakan masker bahkan pada anak-anak mereka./Eddy Abdillah