Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Nelayan bagan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, yang terpuruk hingga saat ini belum mampu membangun baganya yang roboh, karena mahalnya biaya dan harga bahan baku.
"Keluarga kami hanya memanfaatkan bagan yang masih tersisa tidak roboh. Dan bagan yang sudah ambruk akibat diterjang gelombang tinggi dan angin kencang juga masih belum dibangun kembali," kata keluarga nelayan Akhmad Qomaruddin, di Kotabaru, Minggu.
Dia mengaku, puluhan bagan milik keluarganya sekitar satu bulan yang lalu ambruk setelah diterjang angin kencang dan gelombang tinggi.
Sebelumnya, juragan bagan di Kotabaru H Ranja mengaku tujuh bagan miliknya yang baru dibangun ambruk setelah diterjang gelombang setinggi 1,5 meter-2 meter disertai angin kencang.
Dia mengaku, satu unit bagan diperlukan sekitar 20 batang tiang, dan satu batang harganya diatas Rp1,25 juta, harga tersebut belum termasuk jaring dan biaya pembangunanya, sehingga untuk membangun satu unit bagan diperlukan dana diatas Rp40 juta lebih.
Kepala Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Kotabaru, H Talib, mengungkapkan, nelayan di Desa Sarang Tiung Kotabaru merugi sekitar Rp1,4 miliar, setelah 150-200 bagan milik mereka roboh diterjang angin dan gelombang tinggi.
"Peristiwa ini sebenarnya sudah bisa dikategorikan sebagai bencana, karena musibah robohnya ratusan bagan disebabkan oleh alam, yakni angin dan gelombang tinggi," katanya.
Talib menjelaskan, robohnya ratusan bagan milik nelayan di Desa Sarang Tiung dan sekitarnya itu terjadi dalam waktu sepekan terakhir.
"Padahal, musim angin kencang dan gelombang tinggi atau (musim tenggara) ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga Januari 2016," terang dia.
Talib menuturkan, nelayan sudah banyak yang susah tidak bisa menangkap ikan, karena alat tangkapnya (bagan) mereka ambruk, dan tidak memiliki biaya untuk membangun kembali karena biayanya cukup tinggi.
"Biaya membangun satu bagan kisaran Rp50 juta-Rp70 juta. Jadi kalau dalam satu minggu ada sekitar 200 bagan yang roboh, maka jumlah kerugian bisa mencapai kisaran Rp1,4 miliar," jelas Talib.
Nelayan Belum Bangun Bagan Akibat Mahalnya Bahan
Senin, 21 September 2015 10:34 WIB
Keluarga kami hanya memanfaatkan bagan yang masih tersisa tidak roboh.