"Saat ini di perairan Pudi terjadi gelombang tinggi kisaran 1,5 meter-2 meter, tim kesulitan untuk melakukan pencarian korban," kata Kapolres Kotabaru Ajun Komisaris Besar Polisi Suhasto, didampingi Kasat Polisi Perairan AKP Sumari, di Kotabaru, Senin.
Peristiwa yang menimpa nelayan Pudi Seberang itu bermula, pada Minggu (19/7) sekitar pukul 06.00 Wita Nirwan bersama H. Yuding berangkat ke laut untuk memasang jala yang jauhnya sekitar 32 mil ke arah tenggara Pudi.
Usai memasang alat tangkap ikan tersebut, sekitar pukul 12.00 Wita korban dan Yuding kembali ke Desa Pudi dengan menggunakan perahu yang menggunakan mesin (balapan).
Saat itu Nirwan duduk di buritan perahu, sementara Yuding mengemudikan perahu dan duduk di bagian tengah.
Di tengah pelayaran menuju Desa Pudi tepatnya pada mil 18, Yuding yang merupakan kakak ipar korban menoleh ke belakang dan tidak melihat korban berada di tempat duduknya di buritan belakang.
Melihat adik iparnya tidak ada, Yuding langsung putar haluan untuk mencari korban, setelah beberapa lama dia tetap tidak menemukan korban.
Yuding akhirnya meminta bantuan kepada Arliansyah yang juga nelayan yang sedang menangkap ikan, yang jaraknya sekitar 1 mil dari tempat kejadian perkara.
Karena tidak menemukan, Arliansyah akhirnya meminta bantuan nelayan di Desa Pudi dan Polisi Perairan untuk melakukan pencarian Nirwan.
Koordinator Badan SAR Nasional Kotabaru Zulkifli mengaku, barui menerima menerima informasi hilangnya nelayan asal Pudi Kotabaru.
"Kami baru menerima informasi kalau ada nelayan hilang, kebetulan ini keluarga kami ada yang meninggal dunia," demikian Zulkifli.***4***
(T.I022/B/A029/A029) 20-07-2015 19:04:39