Marabahan (ANTARA) - Jembatan Sungai Alalak hampir selesai pembangunannya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) menargetkan menyelesaikan pembangunan pada September 2021.
Jembatan miliki panjang 850 meter menghubungkan Kabupaten Barito Kuala dengan Kota Banjarmasin pengerjaannya hampir 100 persen, namun masih menunggu keluarnya sertifikat layak fungsi (SLF).
Jembatan Sei Alalak sendiri dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses dari Kabupaten Barito Kuala ke Kota Banjarmasin dan berbagai wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) maupun Kalimantan Tengah (Kalteng).
Hadirnya Jembatan Sungai Alalak menjadi ikon baru Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Barito Kuala nantinya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, keberadaan jalan nasional dan jembatan diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi kawasan dan kesejahteraan masyarakat.
“Keberadaan jalan lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya, dimana jalan tersebut melewati area perkebunan seperti sawit, karet, dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” katanya dalam keterangan keterangan resminya.
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Barito Kuala Saberi Thanoor menyampaikan, Kabupaten Barito Kuala ikut andil dalam pembebasan lahan pada sisi Barito Kuala.
“Peran Barito Kuala ada pada pembebasan lahan dan pergeseran utilitas-utilitas yang dianggap menganggu pembangunan jembatan maupun pelebaran jalan akses jembatan,” ungkap Saberi.
Dia menambahkan, Pemkab Barito Kuala menggelontorkan anggaran dalam pembebasan lahan jembatan berkonstruksi melengkung pertama di Indonesia mencapai Rp6,8 miliar.
“Kedua tiang cable stayed jembatan ini sendiri pondasinya berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala sehingga wajar kalo jembatan ini disebut Ikon Barito Kuala,” paparnya.
Sejumlah masyarakat di Kecamatan Alalak, khususnya yang memiliki usaha di sekitar area pembangunan jembatan ikut berbangga atas selesainya pembangunan jembatan yang menghabiskan dana Rp278 miliar.
H Uci, pemilik usaha kebutuhan pokok yang berada di dekat Jembatan Sungai Alalak menyampaikan rasa bangganya dengan lahirnya ikon baru Kabupaten Barito Kuala setelah jembatan Barito.
“Kami sangat bangga atas ikon baru ini. Saya berharap jembatan ini lekas dibuka sehingga usaha kami bisa semakin lancar, mengingat selama tiga tahun jembatan dibangun setiap hari kawasan jalan di wilayah Handil Bakti mengalami kemacetan parah,” ungkap warga yang telah bertahun-tahun berdagang di Kecamatan Alalak.
Hal senada diungkapkan ibu rumah tangga bernama Eka, warga Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak, Barito Kuala, mengatakan, jembatan Sungai Alalak selain bisa dijadikan spot baru untuk berfoto juga akan memperlancar akses dari dan ke Banjarmasin.
Tidak seperti sekarang, ungkap dia, jika setiap ke Banjarmasin harus terjebak kemacetan panjang.
Dari pantauan, pengerjaan Jembatan Sei Alalak Barito Kuala sudah tahap finising, baik berupa pengecatan maupun penyempurnaan median jalan.
Pengawas Safety Lapangan Muwarin menyampaikan, baik rambu maupun kelengkapan lain sebenarnya sudah disiapkan.
"Saat ini kondisinya tinggal peresmian, namun untuk hal itu harus menunggu hasil rapat dinas terkait maupun menunggu sertifikat layak fungsi jembatan dari Kementrian PUPR,"terangnya.
Sebelumnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI melakukan uji kelayakan skema terberat dengan total beban 32 dump truck, masing-masing dump truk berkapasitas berat 25 ton mencoba melintasi Jembatan Alakak pada 30 Agustus 2021.