Banjarbaru, (AntaranewsKalsel) - Dinas Kesehatan Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menurunkan 501 juru pemantau jentik (jumantik) yang bertugas memantau jentik nyamuk pembawa penyakit demam berdarah.
"Jumantik yang diturunkan telah menjalankan tugas memantau jentik nyamuk di lingkungan perumahan," ujar Kadis Kesehatan Kota Banjarbaru Agus Widjaja di Banjarbaru, Senin.
Ia mengatakan, ratusan jumantik yang berasal dari berbagai kalangan dan unsur masyarakat melaksanakan tugasnya memantau jentik nyamuk sejak awal 2014.
Disebutkan, jumantik merupakan tenaga sukarela yang direkrut dari lingkungan sekitar baik unsur pemuda dan pemudi, ibu-ibu PKK, hingga kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
"Mereka melakukan pemantauan jentik nyamuk di sekitar lingkungan rumah dan melaporkan hasilnya ke puskesmas, kelurahan hingga ke Dinas Kesehatan," ungkapnya.
Ditekankan, penugasan ratusan jumantik karena tingginya serangan penyakit demam berdarah (DB) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegipty yang membawa virus penyakit tersebut.
"Keberadaan jumantik penting karena bisa mengetahui jentik di suatu wilayah sehingga masyarakat sekitar bisa diingatkan agar bisa mencegah perkembangbiakannya," ucap dia.
Menurut dia, laporan dari jumantik menyebutkan angka bebas jentik di Banjarbaru masih dibawah standar yakni 89 persen dari standar bebas jentik yang ditetapkan 95 persen.
"Angka itu menandakan Banjarbaru belum bebas jentik nyamuk sehingga diperlukan kesadaran masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan calon nyamuk itu," pesannya.
Dikatakan, langkah penting yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah keberadaan jentik nyamuk adalah melaksanakan pola 3 M yakni menutup, menguras dan mengubur.
"Pola 3M sangat efektif mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk sehingga bisa terbebas dari penyakit demam berdarah yang berasal dari gigitan nyamuk," katanya.
Ditambahkan, jumlah kasus DBD di Banjarbaru hingga minggu ke-8 yakni 322 kasus dan status Banjarbaru telah ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah.