Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Kepala Bulog Devisi Regional Kalimantan Selatan, Insan Taufik mengatakan pihaknya sedang mengupayakan kenaikan harga pokok pembelian beras petani melalui revisi Inpres penetapan HPP beras tahun 2014.
Menurut Taufik di Banjarmasin, Senin, sejak tiga tahun terakhir harga pokok pembelian atau HPP beras petani tidak pernah dinaikkan dari harga Rp6.600 per kilogram.
Masih rendahnya HPP beras untuk Bulog tersebut, menjadi salah satu kendala, upaya penghimpunan beras petani oleh bulog Kalimantan Selatan, sehingga tidak bisa mencapai target yang ditetapkan.
"Target tahun 2014 hanya terpenuhi sekitar 50 persen, dari total target yang ditetapkan 45 ribu ton," katanya.
Menurut Taufik, HPP Bulog yang hanya Rp6.600 per kilogram, telah jauh di bawah harga beras di pasaran yang sudah di atas Rp7.200 per kilogram, sehingga wajar bila petani memilih menjual beras ke tengkulak.
Rendahnya pencapaian target penghimpunan beras pada 2014 tersebut, membuat target penghimpunan beras petani 2015 diturunkan menjadi kurang dari 30 ribu ton per tahun.
"Tetapi kita masih menunggu revisi Inpres tentang harga beras Bulog, saat ini tim sedang melakukan survei untuk merumuskan harga yang sesuai," katanya.
Taufik yakin, bila revisi harga sudah disesuaikan dengan kondisi pasar, maka penghimpunan beras petani 2015, akan jauh lebih baik, dan bisa mencapai target yang telah ditetapkan.
Selain itu, kata dia, Bulog juga akan melakukan koordinasi dengan dinas pertanian masing-masing kabupaten dan kota, untuk bisa membantu meningkatkan penghimpunan beras Bulog.
"Panen padi pada 2014 cukup baik, tetapi penghimpunan kita cukup rendah, kita juga kita ingin tahu kemana larinya beras tersebut," katanya.
Sementara itu, produksi padi dan beras petani di Kalimantan Selatan pada 2014 dan 2015,cukup bagus, sehingga diharapkan Bulog akan bisa menyerap lebih banyak produksi petani tersebut, untuk persediaan pangan nasional.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS)Kalimantan Selatan memperkirakan, produksi padi Kalsel berdasarkan Angka Ramalam (Aram) I 2014 sebanyak 2,129 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 98 ribu ton (4,83 persen) dibandingkan tahun 2013.
Kepala BPS Kalsel Dyan Pramono Effendi, mengatakan produksi padi Kalsel tahun 2013, berdasarkan Angka Tetap (Atap) sebesar 2,031 juta ton GKG atau turun 55 ribu ton (2,65 persen) dibandingkan tahun 2012.
Penurunan produksi padi Kalsel 2013 dikarenakan menurunnya luas panen sebanyak 16.361 hektare (ha) atau 3,30 persen, serta turunnya tingkat produktivitas yaitu 029 kuintal/ha atau 0,69 persen.
Sedangkan perkiraan kenaikan produksi padi Kalsel 2014 karena ditopang peningkatan luas panen sebanyak 17.052 ha, serta produktiivitas dari 42,34 ku/ha pada 2013 menjadi 42,86 ku/ha di tahun 2014.
Perbandingan produksi padi Kalsel antara Atap 2012, Atap 2013 dan Aram I 2014 masing-masing 2.086.220 ton GKG, 2.031.029 GKG dan 2.129.051 GKG.
Keadaan tersebut berarti Atap 2012 - 2013 produksi padi Kalsel turun 55.191 ton GKG atau 2,65, dan Atap 2013 - Aram I 2014 naik 98.022 ton GKG atau 4,83 persen.
Diungkapkan pula, perbandingan tingkat produktivitas padi Kalsel dalam kurun waktu tiga tahun terakhir itu, yaitu pada 2012 sebanyak 42,05 ku/ha, tahun 2013 sebesar 42,34 ku/ha, dan Aram I 2014 diperkirakan 42,86 ku/ha.
Areal panen padi di Kalsel 2012 seluas 496.082 ha, tahun 2013 sebanyak 479.721 ha, dan Aram I 2014 meningkat mejadi 496.773 ha.
Bulog Upayakan Kenaikan HPP Beras Petani
Senin, 23 Februari 2015 17:06 WIB
...sejak tiga tahun terakhir harga pokok pembelian atau HPP beras petani tidak pernah dinaikkan dari harga Rp6.600 per kilogram,"