Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengharapkan terealisasinya program pengembangan Kota Terpadu Mandiri untuk membuka daerah terisolasi di kabupaten itu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotabaru Abdul Muin, Kamis, mengatakan, untuk pengembangan wilayah dan membuka daerah terisolsi di daerah, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah semata, tetapi perlu campur tangan pemerintah pusat melalui program Kota Terpadu Mandiri (KTM).
"Program KTM yang pernah direncanakan Pemkab Kotabaru dan belum juga terealisasi itu kini harus kembali dipelajari untuk segera direalisasikan," katanya.
Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait di Kotabaru harus saling mendukung dan bersinergi untuk mewujudkan terealisasinya program KTM.
Menurut dia, pemerintah daerah tidak dapat menyulap daerah terisolasi menjadi kota terpadu mandiri, lengkap dengan semua sarana dan prasarana tersedia di sana dalam waktu cepat.
"Jika itu yang diinginkan, maka hal itu tidak akan terwujud," tegas Muin.
Namun sebaliknya, pemerintah daerah dalam tahap awal hanya cukup membebaskan 120 hektare lahan yang diperlukan untuk pusat kota terpadu mandiri.
Selanjutnya, tahap berikutnya membangun infrastruktur satu-persatu bersama pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Sebelumnya, pengembangan KTM Sengayam di Kotabaru akan ditempatkan ditiga kecamatan di perbatsan Kalsel dengan Kaltim.
Tiga kecamatan di wilayah perbatasan tersebut, meluputi, Kecamatan Pamukan Barat, Kecamatan Pamukan Utara, dan Kecamatan Sungai Durian.
Kecamatan Pamukan Barat memiliki empat desa dengan jumlah penduduk 1.733 KK atau 6.445 jiwa, Kecamatan Pamukan Utara 13 desa berpenduduk 3.989 KK atau 14.063 jiwa, dan Kecamatan Sungai Durian tujuh desa berpenduduk 2.604 KK atau 9.200 jiwa.
Menurut Akhmad Rivai MSi, saat menjabat Asisten Tatapraja Setda Kotabaru, program pengembangan pusat KTM bertujuan untuk membuka daerah terisolir di perbatasan, mendekatkan dan meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di daerah.
Program KTM juga diharapkan dapat menciptakan sentra agrobisnis dan agro industri, sehingga mampu menarik investasi swasta sebagai penggerak perekonomian para transmigran dan penduduk sekitar lokal.
Program KTM juga diharapkan terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi, sekaligus membuka kesemapatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat lokal dan tarnsmigrasi sesuai dengan yang diamanatkan pada Undang-undang nomor: 15 tahun 1997 Tentang Ketrasnmigrasian.
Sebelumnya Dirjen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans), Bambang Pranoto mengatakan dua komoditi unggulan pertanian di wilayah perbatasan, yaitu pisang dan padi dapat menjadi sektor andalan program Kota Terpadu Mandiri (KTM) Sengayam.
Keyakinan Bambang yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LPTKI) itu, disampaikannya setelah mendengar pemaparan Bupati Kotabaru H Sjachrani Mataja, beberapa waktu lalu.
Kecamatan Sengayam, Kecamatan Pamukan Barat, Kecamatan Pamukan Utara dan Kecamatan Sungai Durian serta beberapa kecamatan lain di wilayah perbatasan Kotabaru-Paser, Kaltim, merupakan daerah penghasil pisang terbesar untuk melayani Kalimantan, hingga Surabaya, Bali dan daerah lain di Pulau Jawa.
Adanya program pembangunan KTM Sengayam, Kotabaru tidak lagi mengirim hasil pertaniannya dengan bentuk mentah, tetapi telah melalui proses dalam bentuk siap saji atau setidaknya produk setengah jadi.(C/B)
KTM Untuk Buka Daerah Terisolir
Sabtu, 7 Mei 2011 7:37 WIB