Penegasan politisi PDIP itu menyusul adanya dua orang anak buah kapal (ABK) kapal yang diduga dari China yang menjadi pasien di Rumah Sakit Pangeran Jaya Sumitra (RS-PJS) Kotabaru.
"Kepada semua instansi terkait yang menjadi pintu masuk Kotabaru di antaranya Kesahbandaran, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Bandara dan lembaga pendukung baik Lanal dan Polair di Kotabaru segera meningkatkan kehati-hatian," kata Syairi
Kewaspadaan dimaksudkan untuk pengetatan terhadap siapa saja yang mau masuk ke Kotabaru, khususnya mereka yang baru datang perjalanan dari China, agar terlebih dulu dipantau apakah yang bersangkutan memiliki tanda-tanda mengidap penyakit berbahaya.
Syairi menambahkan, terkait dua pasien yang dirawat di RS-PJS Kotabaru, dia mengusulkan agar dirujuk ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin karena dalam hal fasilitas lebih siap dan lengkap.
Di RS Ulin sudah mempunyai standar pelayanan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dalam menangani virus berbahaya.
Sementara pasien yang kini masih dalam observasi di ruang IGD Rumah Sakit PJS Kotabaru dikabarkan bekerja sebagai koki (juru masak) di salah satu kapal China yang kebetulan sandar di perairan Kotabaru.
Informasi yang berhasil dihimpun, dua ABK tersebut mengalami deman dan batuk-batuk, sehingga segera dilarikan ke IGD Rumah Sakit PJS Kotabaru, Kamis (13/2) pukul 17.00 Wita.
Sebelumnya, petinggi Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kabupaten Kotabaru, mendadak menggelar rapat bersama manajemen dan pelayanan untuk membahas pasien yang berprofesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang diduga berasal dari China.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra drg Cipta Waspada, Kamis malam, mengatakan, pihaknya tengah menggelar rapat terkait pasien yang masuk ke rumah sakit dan belum bisa menyampaikan hasilnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru Hj Erna mengaku hingga saat ini masih menunggu hasil rapat pihak RSUD Pangeran Jaya Sumitra.