Surabaya (ANTARA) - Ratusan kamera Closed Circuit Television (CCTV) dipasang di sejumlah kawasan di Kota Surabaya, Jawa Timur, guna mengantisipasi aksi tawuran dan kriminalitas di kalangan para pelajar.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Jumat, mengatakan sejumlah kawasan telah dipasang CCTV yang bisa memonitor dengan rinci wajah para pelaku yang melakukan aksi tawuran dan kriminalitas.
"Kita sudah uji coba. Gerak gerik yang terpantau, terkoneksi dengan data base kependudukan," katanya.
Menurut dia, pada tahun ini terdapat sejumlah kamrea CCTV yang bisa menangkap dengan jelas obyek yang terpantau. CCTV tersebut dipasang di sejumlah wilayah. Pemerintah kota Surabaya bekerja sama dengan kepolisian dalam melakukan penindakan atas pelangggaran yang tertangkap kamera.
Risma sempat mengumpulkan anak-anak yang terlibat masalah kenakalan. Sebanyak 101 anak yang terlibat kasus tawuran, minuman keras, bolos sekolah, balap liar hingga putus sekolah, didampingi para orang tua. Mereka diberi pengarahan di Lantai-4 Gedung Siola, Surabaya, Kamis (19/12).
Sebelum memberikan nasehat, Wali Kota Risma meminta anak-anak yang bermasalah tersebut dibagi dalam dua kelompok, yakni yang terlibat kenakalan dan putus sekolah. Terhadap anak yang putus sekolah, mereka diminta menulis di secarik kertas alasan tak sekolah, dan kegiatannya selama putus sekolah, sekaligus menyertakan nama dan alamat rumah.
Setelah itu, ia bertanya ke satu-persatu anak yang terlibat tawuran. Ia kaget, karena dari sekian anak yang terlibat tawuran, beberapa di antarannya perempuan. Risma merasa prihatin dengan perilaku anak-anak yang telibat kenakalan ini.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyu Drajat sebelumnya mengatakan bahwa pada 2019, pihaknya telah menambah 135 unit Kamera CCTV dengan fitur face recognition (pengenalan wajah), dan lima unit kamera cepat.
"Sebanyak 23 di persimpangan siap dipasangan CCTV e-Tilang. Pemasangan itu bekerja sama dengan Polda Jatim, Polrestabes dan Polres Tanjung Perak," ujar Irvan.
Menurut dia, fitur kamera CCTV milik Dinas Perhubungan sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika. Hanya saja, bedanya CCTV Dishub lebih multi fungsi, disamping mengawasi lalu lintas, mengenali wajah dan plat nomor kendaraan, hingga bisa memantau kepadatan atau volume kendaraan.
"Dinas Perhubungan memiliki kurang lebih 1.200 unit. Separuhnya analitical, dan separuhnya lagi survilence," kata Irvan.
Selain Dishub, kata dia, pemasangan CCTV juga dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika. Hanya saja, Diskominfo memasang CCTV di sejumlah obyek vital.
"Tujuan pemasangan kamera adalah untuk Surabaya Safe City. Makanya kita berkoordinasi dengan Diskominfo. Jadi, selain untuk pengamanan juga pengaturan lalu lintas, e-tilang dan 'face recognation'," katanya