Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan siap membantu pengembangan peternakan kerbau rawa di Kalimantan Selatan antara lain melalui penyaluran modal pinjaman melalui perbankan.
Kepala Devisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunikasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Triatmo Doriyanto, Selasa, mengungkapkan, peternakan kerbau rawa di Kalimantan Selatan memiliki potensi cukup besar untuk mendukung kebutuhan daging Kalimantan maupun nasional.
Sayangnya, kata dia, pengembangan kerbau rawa tersebut, hingga kini dilakukan secara alami atau turun temurun, belum tersebut teknologi pengembangan dan lainnya.
"Selain itu, para peternak belum ada yang mendapatkan akses perbankkan untuk mengembangkan peternakannya sebagaimana peternakan sapi," katanya.
Menjembatani hal tersebut, kata Triatmo, Bank Indonesia akan berupaya untuk menggandeng perbankan untuk membantu para peternak dalam mendapatkan modal pinjaman pengembangan ternak kerbau.
Langkah awal yang dilakukan, kata dia, BI telah melakukan penelitian tentang potensi kerbau di Kalsel terutama di Kabupaten Hulu Sungai Utara, antara lain di daerah Danau Panggang, Paminggir dan Sapala.
Dari penelitian yang telah selesai dilakukan, tambah Triatmo, kerbau rawa memiliki potensi cukup besar untuk bisa dikembangkan dan mendapatkan pendanaan dari perbankkan.
"Hasil penelitian tersebut akan segera kami bukukan dan dibagi kepada perbankkan serta dinas terkait," katanya.
Peneliti Bank Indonesia Untung Torang mengungkapkan, kerbau rawa tidak hanya potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan daerah, tetapi lokasi tinggalnya yang ada di rawa-rata atau alam yang masih asri dan indah, juga sangat layak untuk menjadi pasar wisata.
"Beberapa tahun lalu, penggembalaan kerbau di Paminggir sempat menjadi ajang lomba kerbau rawa, dan hal tersebut menjadi event nasional, tentunya bila pariwisata tersebut kembali dibangun akan sangat menguntungkan masyarakat," katanya.
Untung menggambarkan, alam tempat para kerbau tinggal, sangatlah indah dan masih alami, burung-burung berterbangan dengan bebas bahkan beberapa ada yang diantara kerbau, kondisi tersebut menjadi fenomena yang menarik untuk dikunjungi.
Selain itu, "gaya" hidup kerbau yang cukup unik dan keras, yaitu satu harian berkubang di dalam rawa, kemudian pada senja kembali ke kaling tanpa berbaring atau berdiri selama tidur, diduga menjadi salah satu penyebab daging kerbau rawa menjadi daging rendah lemak.
"Makanya warga sekitar justru banyak yang memilih daging kerbau dari sapi, karena rendah lemak sehingga lebih aman dari kolesterol bila dikonsumsi," katanya.
Potensi tersebut di atas, tambah dia, menjadi salah satu daya tarik, kerbau memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.
Bank Indonesia kini telah melakukan penelitian dan menciptakan sebuah lending model atau pola pembiayaan bagi usaha ternak kerbau rawa di Kalsel.
"Melalui lending model nantinya perbankan akan memberikan bantuan permodalan kepada peternak melalui kelompoknya, sehingga usaha mereka dapat berkembang dan ketersediaan daging tercukupi," ungkapnya.
Saat ini di Kalsel tercatat populasi kerbau rawa mencapai 12.528 ekor dan terbesar ada di kawasan rawa Kabupaten Hulu Sungai Utara sebanyak 8.404 ekor atau 67,08%. Jumlah kerbau rawa itu mencapai separuh dari jumlah seluruh kerbau yang ada di Kalsel, yaitu 25.973 ekor