Banjarmasin (ANTARA) - Petani di Desa Kambitin Raya, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalsel, mengeluh dengan harga jual karet yang kian menurun.
"Memang benar, harga karet yang habis di toreh menurun sekali apabila dijual kepada tengkulak atau pengepul karet," kata Ketua Kelompok Tani Maju Bersama Kasio di Banjarmasin, Kamis.
Dikatakannya, harga karet yang habis ditoreh selama dua hingga tiga hari apabila dijual hanya dihargai Rp6.000 perkilogram.
Dia mengatakan penurunan harga ini sudah berlangsung lama dan pihaknya meminta agar pemerintah sekarang lebih bisa memperhatikan para petani karet dengan menaikan harga hingga Rp8.000 sampai Rp12.000 seperti pemerintahan sebelumnya.
"Kami percaya presiden dan wakil presiden yang baru saja dilantik bisa memperhatikan kesejahteraan para petani karet khususnya di Desa Kambitin," ujarnya.
Kasio (69) juga mengatakan, hampir 80 persen masyarakat di desa ini menggantungkan hidupnya dengan cara bertani karet dan sebagian menambak ikan.
Selain itu, kepada pemerintah setempat, dirinya berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi dan mengolah hasil karet masyarakat, sehingga tidak mengalami kemerosotan harga.
Sementara itu petani karet asal Kabupaten Balangan Acil Nana di Paringin juga mengatakan, saat ini harga karet turun menjadi Rp6.000 perkilogram.
Dia merasa kecewa kepada pemerinrah setempat yang sudah sekian lama tidak ada upaya untuk menaikan harga karet.
"Operasional kami dengan harga hasil karet tipis sekali dan ini membuat kami sedih, bayangkan saja biasa operasional anggap Rp5.000 dan hasil karet hanya dapat Rp6.000, kan hampir impas saja," tuturnya.