Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberangkatkan 18 penerima beasiswa untuk studi S-2 di China dan India demi mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
Menkominfo Rudiantara menyebut penerima beasiswa Kominfo tahun ini berfokus pada dua negara tersebut, sebab dinilai berpotensi untuk mengembangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk ekosistem digital Indonesia.
"Tugas dari Kominfo salah satunya bagaimana mengembangkan ekonomi digital. Sehingga untuk lima tahun, sepuluh tahun lagi, kapasitas dan kompetensi apa yang dibutuhkan oleh Indonesia? Fokusnya adalah ke ekonomi digital," ujar Rudiantara di Jakarta, Senin (15/7).
Baca juga: Kominfo buka beasiswa dalam maupun luar negeri, berikut programnya
Rudiantara juga menyebut dua negara tersebut merupakan tempat lahirnya eksekutif dari perusahaan teknologi digital, dan juga menjadi termasuk tiga besar dalam ekosistem ekonomi digital selain Amerika Serikat.
Sembilan penerima beasiswa akan menuntut ilmu di Universitas Tsinghua, Beijing, China, dan sembilan lainnya belajar di Indian Institute of Technology Bengalore, India. Mereka akan mempelajari kemampuan pengolahan "big data" dan kebijakan publik yang akan berpengaruh pada ekonomi digital Indonesia.
Adapun penerima beasiswa tersebut telah melalui proses seleksi administrasi sejak Maret 2019, kemudian tahapan wawancara dan penerimaan di kampus yang dituju.
Baca juga: Kominfo basmi hoax dengan tiga cara
Beasiswa tersebut terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia berusia kurang dari 35 tahun, baik dari kalangan aparatur sipil negara (ASN) maupun non-ASN.
Rudiantara menyebut para penerima beasiswa akan mendapat akomodasi selama menempuh pendidikan, juga akan difasilitasi untuk mendapat pengalaman berkunjung ke sejumlah perusahaan teknologi berbasis di China dan India.
"Yang penting setelah lulus dia punya jejaring, karena pada suatu saat nanti kita memasuki era global dan kita memiliki jaringan dari China, ada jaringan dari India yang ke depannya menguasai ekonomi digital," ujar Rudiantara.
Baca juga: Kominfo blokir iklan rokok di medsos