Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Para siswa sekolah lanjutan di daerah terpencil hanya bisa mengandalkan peran para guru di sekolah, untuk mempersiapkan mereka menghadapi Ujian Nasional (UN) yang tinggal dua pekan lagi pelaksanaannya.
Kondisi tersebut berbeda dengan siswa yang tinggal di ibu kota kabupaten, yang banyak memiliki lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah yang bisa menambah bekal kesiapan siswa menghadapi UN.
"Peran guru di daerah terpencil sangat diharapkan untuk mempersiapkan siswa mengikuti ujian nasional apalagi tingkat kesulitan soal UN tahun ini semakin bertambah," Ujar Kabid Bina Pendidikan sekolah lanjutan dan kejuruan pada Dinas Pendidikan Hulu Sungai Utara HM Yunus saat ditemui, Rabu.
Yunus mengaku belum lama ini berkunjung ke wilayah Kecamatan Paminggir, bersama beberapa orang staf guna memberikan motivasi dan dorongan bagi para guru dan siswa di SMAN 1 Paminggir dan SMP 2 Danau Panggang, agar terus mempersiapkan diri jelang pelaksaan UN 15 April nanti.
"Tidak ada persiapan lain yang bisa ditempuh siswa kecuali kegiatan remedial yang diprogramkan oleh Dinas Pendidikan ke sekolah-sekolah" ujarnya.
Melalui kegiatan remedial atau mempelajari ulang soal-soal mata pelajaran yang rendah nilainya pada hasil try out beberapa waktu lalu, diharapkan dapat memperbaiki segala kekurangan siswa dalam mata pelajaran tersebut.
Yunus mengakui, jika hasil try out kemaren banyak sekolah yang nilainya jeblok, bahkan ada satu sekolah yang hampir seluruh siswanya tidak lulus try out.
Meski hasil dari pelaksanaan try out kemaren tidak bisa menjadi pegangan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan UN mendatang, namun hasil yang kurang memuaskan ini tak urung membuat Disdik HSU menghimbau para guru untuk meningkatkan kesiapan siswa.
"Hasil try out tidak sepenuhnya bisa menjadi pegangan karena siswa kadang kurang serius menjawab soal-soal try out, namun hasilnya tetap menjadi cerminan bagi kita untuk meningkatkan kesiapan siswa" imbuhnya.
Disdik HSU, kata Yunus hanya memberikan instruksi melalui program remedial di samping kunjungan ke sekolah dalam rangka memberikan motivasi kepada siswa, selebihnya diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk mengupayakan persiapan lain.
Bagi siswa di perkotaan, katanya tentu banyak sarana penunjang untuk persiapan UN seperti mengikuti pendidikan tambahan diluar sekolah, mengakses bahan pelajaran melalui internet, perpustakaan daerah dan lainnya.
Namun tidak demikian halnya dengan rekan-rekan mereka di daerah terpencil di mana sarana dan prasarana penunjang kegiatan pendidikan sangat terbatas.
Meski tidak menangkap adanya keluhan para guru dan siswa di Kecamatan Paminggir terkait persiapan menghadapi UN, namun Yunus melihat sendiri minimnya sarana penunjang pendidikan.
Bahkan rumah dinas guru di Kecamatan tersebut hanya ada satu unit yang terdiri dari tiga kamar yang ditempati oleh tiga orang guru,
"Sebagian besar tenaga guru yang bertugas di Kecamatan Paminggir berasal dari luar daerah HSU , jadi kebanyakan mereka menetap di rumah milik penduduk," ungkap Yunus.
Kesejahteraan guru di daerah terpencil ini menjadi perhatian Disdik HSU untuk ditingkatkan sehingga pada tahun anggaran ini direncanakan akan dibangun beberapa unit rumah di Paminggir dan daerah terpencil lainnya.
"Untuk mengharapkan peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil maka kesejahteraan mereka perlu ditingkatkan" tandasnya.
Untuk mendistribusikan soal UN ke sekolah-sekolah terpencil, Disdik HSU telah bekerja sama dengan empat buah polsek untuk mengamankan dan mendistribusikan soal UN ke sekolah-sekolah, yakni Polsek Sungai Pandan, Babirik, Danau Panggang dan Paminggir.
Berkas soal UN sudah berada di masing-masing polsek satu hari menjelang pelaksanaan UN yakni H -1 sedang untuk sekolah di kawasan seputar Kota Amuntai berkas soal di ambil di Mapolres HSU.