oleh Yose Rizal
Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Indonesia menempati peringkat 50 dalam daya saing antarnegara dari 144 negara yang disurvei sesuai data Global Growth Competitiveness Index yang dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia 2012-2013.
"Indonesia menempati peringkat 50, tahun sebelumnya menduduki peringkat 46 dari 142 negara yang disurvei," kata Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhamad Hatta di Banjarbaru, Jumat.
Ia mengatakan hal itu di depan peserta sosialisasi Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Sinas) yang dilaksanakan di aula Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Menurut dia, peringkat itu jauh di bawah negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang menduduki peringkat 2, Malaysia peringkat 25, Brunei peringkat 28 dan Thailand yang menempati peringkat 38.
"Penurunan peringkat itu memprihatinkan karena mencerminkan kemampuan teknologi suatu negara sehingga harus didorong agar kemampuan teknologi kita mampu sejajar dengan negara lain," ungkapnya.
Dikatakannya, dilihat dari publikasi, produktivitas ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia dibandingkan publikasi internasional juga masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Dicontohkan, publikasi internasional Indonesia selama kurun waktu 2001-2010 sebanyak 7.843 tulisan jauh dibanding Singapura, Thailand dan Malaysia yang menghasilkan lebih dari 30.000 publikasi ilmiah.
"Itu semua menjadi tantangan kita bersama untuk bekerja lebih giat dalam berkarya, melakukan riset dan mendayagunakan hasil-hasil riset sehingga mampu bersaing dengan negara lain," katanya.
Disebutkannya, salah satu kebijakan Kementerian Riset dan Teknologi untuk mendorong peningkatan publikasi ilmiah adalah menjalankan program Insentif Riset Sinas dalam bentuk pendanaan bagi sebuah riset.
Menurut dia, program insentif riset Sinas adalah instrumen kebijakan berupa pendanaan riset untuk penguatan Sinas melalui peningkatan sinergi, produktivitas dan pendayagunaan sember daya litbang nasional.
"Pada era transparansi dan akuntabilitas, pendanaan riset ini diselenggarakan dengan mekanisme kompetisi secara terbuka sehingga bisa diikuti peneliti di universitas baik negeri maupun swasta," ujarnya.
Ia mengatakan Kemenristek mengundang seluruh perguruan tinggi negeri, swasta dan lembaga riset pemerintah berpartisipasi melalui proposal atau riset yang bermutu tinggi terutama yang dapat memecahkan persoalan bangsa.
"Hasil riset lembaga penelitian perguruan tinggi negeri dan swasta itu diharapkan memberikan sumbangsih signifikan bagi penyelesaian isu-isu strategis nasional yang memerlukan dukungan iptek," katanya.
Daya Saing Indonesia Peringkat 50
Jumat, 15 Maret 2013 20:15 WIB

M Hatta (herry murdy)