Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan berupaya menekan inflasi terutama menjelang puasa dan Lebaran Idul Fitri melalui kampanye bijak berbelanja.

Kepala Perwakilan BI Kalsel Herawanto pada rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Kamis, mengatakan, pada Ramadhan biasanya masyarakat melakukan aksi borong barang kebutuhan pokok.

Sehingga, tambah dia, sangat penting bagi seluruh TPID se-Kalimantan Selatan mengimbau seluruh lapisan masyarakat agar juga berperan dalam pengendalian inflasi melalui bijak belanja.

Masyarakat, tambah dia, dapat melakukan pembelanjaan sesuai kebutuhan atau tidak berlebihan.

"Imbauan dapat dilakukan melalui kalangan ulama yang dalam bulan Ramadhan ini banyak melakukan interaksi langsung dengan masyarakat," katanya.

Selain mengimbau untuk belanja bijak, tambah dia, BI juga mendorong agar masyarakat bersedia untuk membeli daging beku, untuk menekan kenaikan permintaan daging segar.

Menurut Herawanto, daging beku sama baiknya dengan daging segar, baik itu kualitas daging maupun gizinya.

Menurut dia, selama ini, daging segar menjadi salah satu komponen pangan yang menyebabkan terjadinya inflasi, terutama menjelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.

"Bila masyarakat bersedia membeli daging beku, maka inflasi karena komoditas daging dapat terkontrol," katanya.

Selain itu, tambah dia, BI juga mendorong agar pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait, mengembangkan program Rumah Pangan Lestari (RPL) melalui pemanfaatan lahan milik instansi dan pendiversifikasian komoditas.

Program tersebut perlu dijalankan untuk meningkatkan produksi pangan, terutama untuk beberapa komoditas penyebab inflasi.

"Bank Indonesia sudah melaksanakan, kami Harap instansi terkait maupun perorangan juga bisa melakukan hal yang sama," katanya.

Upaya- upaya pengendalian inflasi tersebut tambah dia, perlu dijaga keberlangsungannya sebagai quick win pengendalian inflasi dalam memasuki
Ramadhan dalam waktu dekat.

Saat ini, tambah dia, TPID telah berhasil menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil di Kalimantan Selatan yang tercermin dari hasil pelaporan TPID dari Kalimantan Selatan mencapai 86 persen atau 12 pelaporan TPID dari 14 TPID.

Hal tersebut juga membuktikan kesungguhan dari TPID Kalsel dalam upaya identifikasi, monitoring, dan pendokumentasian program unggulan pengendalian inflasi.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019