Warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengeluhkan kelangkaan elpiji tiga kilogram atau gas elpiji bersubsidi yang sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Keluhan tersebut disampaikan saat anggota DPRD Kota Banjarmasin turun ke lapangan, Kamis, untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memastikan seluruh program yang telah dianggarkan oleh pemerintah terlaksana dengan baik.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin M Faisal Heriyadi saat menemui masyarakat Kelurahan Kertak Baru Ilir, Banjarmasin Tengah mengatakan, sebagian besar keluhan yang disampaikan masyarakat adalah persoalan pendistribusian elpiji yang sering terlambat.
Apalagi , kelangkaan dan melambungnya harga elpiji tersebut, merupakan permasalahan yang belum bisa diselesaikan hingga saat ini.
"Kelangkaan elpiji sangat meresahkan warga Banjarmasin Tengah, warga berharap pemerintah segera melakukan operasi pasar," katanya.
Selain gas langka itu, ujar Faisal, warga juga mengusulkan revitalisasi TPS di Pasar Rambai.
Warga meminta TPS di lokasi tersebut segera diperbaiki, sehingga tumpukan sampah tidak meluber ke jalan dan membuat pemandangan yang tidak sedap.
"Ini yang akan kami inventarisir dan segera disampaikan kepada pimpinan untuk ditindaklajuti," katanya.
Anggota dewan Dapil Banjarmasin Tengah Lainnya, Matnor Ali, juga menyampaikan hal senada. Terkait permasalahan drainase dan jembatan di wilayah itu sudah banyak yang tertangani dengan baik. Hanya tinggal sebagian kecil yang dinilai perlu adanya evaluasi.
"Jadi kali ini kami juga mengevaluasi hasil kegiatan turun ke lapangan sebelumnya. Apakah sudah terealisasi. Tapi Alahamdulillah, kalau kendala terkait infrastruktur sudah tidak ada," terangnya.
Pada kesempatan kali ini, kata Matnor, warga mengeluhkan tentang permasalahan parkir kendaraan yang menggunakan badan jalan dan trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Pejalan kaki tidak dapat menggunakan trotoar sesuai dengan fungsinya, karena banyak pedagang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai bongkar muat barang, imbasnya, pejalan kaki harus melintasi jalan umum dan itu membahayakan.
"Seharusnya trotoar itu untuk pejalan kaki. Ini yang akan kami sikapi kedepan bersama pemerintah setempat," ucapnya.
Diakui politikus Partai Golkar ini, wilayah Banjarmasin Tengah memang menjadi pusat perdangan. Namun itu tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan bongkar muat barang dengan bebas dan mengabaikan hak para pejalan kaki.
"Tapi secara keseluruhan, intinya untuk aspirasi warga di Banjarmasin Tengah, itu sudah banyak yang kami perjuangkan, hasilnya pun sudah terealisasi dengan baik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Keluhan tersebut disampaikan saat anggota DPRD Kota Banjarmasin turun ke lapangan, Kamis, untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memastikan seluruh program yang telah dianggarkan oleh pemerintah terlaksana dengan baik.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin M Faisal Heriyadi saat menemui masyarakat Kelurahan Kertak Baru Ilir, Banjarmasin Tengah mengatakan, sebagian besar keluhan yang disampaikan masyarakat adalah persoalan pendistribusian elpiji yang sering terlambat.
Apalagi , kelangkaan dan melambungnya harga elpiji tersebut, merupakan permasalahan yang belum bisa diselesaikan hingga saat ini.
"Kelangkaan elpiji sangat meresahkan warga Banjarmasin Tengah, warga berharap pemerintah segera melakukan operasi pasar," katanya.
Selain gas langka itu, ujar Faisal, warga juga mengusulkan revitalisasi TPS di Pasar Rambai.
Warga meminta TPS di lokasi tersebut segera diperbaiki, sehingga tumpukan sampah tidak meluber ke jalan dan membuat pemandangan yang tidak sedap.
"Ini yang akan kami inventarisir dan segera disampaikan kepada pimpinan untuk ditindaklajuti," katanya.
Anggota dewan Dapil Banjarmasin Tengah Lainnya, Matnor Ali, juga menyampaikan hal senada. Terkait permasalahan drainase dan jembatan di wilayah itu sudah banyak yang tertangani dengan baik. Hanya tinggal sebagian kecil yang dinilai perlu adanya evaluasi.
"Jadi kali ini kami juga mengevaluasi hasil kegiatan turun ke lapangan sebelumnya. Apakah sudah terealisasi. Tapi Alahamdulillah, kalau kendala terkait infrastruktur sudah tidak ada," terangnya.
Pada kesempatan kali ini, kata Matnor, warga mengeluhkan tentang permasalahan parkir kendaraan yang menggunakan badan jalan dan trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Pejalan kaki tidak dapat menggunakan trotoar sesuai dengan fungsinya, karena banyak pedagang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai bongkar muat barang, imbasnya, pejalan kaki harus melintasi jalan umum dan itu membahayakan.
"Seharusnya trotoar itu untuk pejalan kaki. Ini yang akan kami sikapi kedepan bersama pemerintah setempat," ucapnya.
Diakui politikus Partai Golkar ini, wilayah Banjarmasin Tengah memang menjadi pusat perdangan. Namun itu tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan bongkar muat barang dengan bebas dan mengabaikan hak para pejalan kaki.
"Tapi secara keseluruhan, intinya untuk aspirasi warga di Banjarmasin Tengah, itu sudah banyak yang kami perjuangkan, hasilnya pun sudah terealisasi dengan baik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019