Pemerintah Kota Banjarbaru siap mengalihusahakan pendulang intan untuk mencegah jatuhnya korban lagi  akibat tertimbun tanah dalam lubang pendulangan intan di Desa Pumpung,  Kecamatan Cempaka, Banjarbaru. 

"Solusinya adalah mengalihusahakan sehingga mereka memiliki pekerjaan lain yang bisa dijadikan penghasilan sehari-hari sebagai ganti pekerjaan mendulang intan," ujar Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan wali kota terkait musibah tanah longsor di kawasan pendulangan intan semi tradisional Desa Pumpung yang menelan lima korban jiwa akibat tertimbun longsor, Senin (8/4).

Menurut wali kota, pihaknya siap mengalihusahakan pencaharian para pendulang intan yang jumlahnya ratusan jiwa melalui program Dinas Pertanian dengan anggarannya yang disiapkan tahun 2020.

"Programnya sudah disiapkan dari Dinas Pertanian yakni pemberian bibit itik atau bebek kepada keluarga pendulang intan sebanyak 50 ekor untuk satu keluarga," ujar wali kota didampingi Wawali Darmawan Jaya. 

Ia mengatakan, selain pemberian bibit itik, keluarga pendulang intan yang jumlahnya ratusan jiwa juga diberikan uang untuk pembuatan kandang termasuk obat-obatan bagi bibit binatang ternak itu. 

"Bibit itik yang dibagikan juga sudah siap bertelur dalam waktu yang tidak lama sehingga mereka bisa beralih pekerjaan menjadi peternak itik yang bisa memberikan penghasilan dalam waktu singkat," ungkapnya. 

Dikatakan, program yang didukung Kementerian Pertanian itu mendapat respon positif masyarakat sehingga mereka bisa menerimanya sebagai alihusaha pekerjaan pendulangan yang membahayakan jiwa. 

"Respon pendulang positif apalagi kita semua tahun, mereka bekerja mendulang karena tidak adanya pekerjaan. Jika sudah ada pekerjaan tentu mereka mau beralih apalagi tidak beresiko korban jiwa," ujarnya. 

Ditambahkan, pihaknya tidak bisa memaksa pendulang intan beralih mencari pekerjaan lain karena mereka sudah menjalani aktivitas turun temurun selama puluhan tahun mencari Galuh atau Intan. 

Disisi lain, pekerjaan mendulang intan dilakukan masyarakat karena mereka tidak memiliki pekerjaan lain disamping adanya "mimpi" apabila ada pendulang yang mendapatkan intan berukuran besar. 

"Jadi satu sisi karena tidak adanya pekerjaan tetap, disisi lain mereka dibayangi mimpi mendapatkan intan berukuran besar apalagi jika ada pendulang yang berhasil mendapat intan ukuran besar," katanya. 
 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019