Seorang seniman pencipta lagu Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Jemmy Huzain menilai, pemerintah provinsi setempat kurang peduli dengan keberadaan lagu-lagu Banjar, sehingga jenis lagu tersebut tak bisa bersaing dengan lagu daerah lain di Indonesia.


Akibat ketidakpedulian pemerintah menyebabkan seniman pencipta lagu Banjar (lagu berbahasa Banjar) kurang bisa berkreasi, kata Jemmy Huzain kepada wartawan, di Banjarmasin, Rabu.

Menurutnya, jika pemerintah bersedia membantu pencipta lagu untuk berkreasi, maka keberadaan lagu lokal Kalsel itu bisa lebih berkembang.

Persoalan yang sering dihadapi pencipta lagu Banjar saat lagu-lagu tersebut diproduksi untuk dikomersialkan, harus membayar pajak cukup besar, setiap lagu dikenakan Rp1.250 bila satu kaset terdapat sepuluh lagu maka yang harus dibayar pajaknya Rp12.500.

Jika kaset yang diproduksi seribu buah saja berarti pajak yang harus dibayar produsen lagu tersebut Rp12.500.000, berarti cukup besar, itu hanya untuk bayar pajak, belum lagi biaya yang lain relatif besar pula.

"Kalau melihat biaya sebesar itu, siapa pun pencipta lagu dengan modal kecil seperti saya ini sulit untuk berkarya," kata pencipta lagu Banjar "Aku Kada Baung," tersebut.

Akibat itu pula, maka hampir dipastikan kaset-kaset lagu Banjar tidak ada dijualbelikan di toko-toko kaset berlabel pajak, kecuali ada di kaki lima.

Padahal untuk meningkatkan nilai lagu-lagu Banjar tersebut, seharusnya di setiap toko kaset mudah diperoleh oleh peminatnya, jangan seperti sekarang untuk mencari kaset di toko kaset dipastikan lagu Banjar hampir tak ditemui, katanya.

Oleh karena itu, kata Jemmy , kalau pemerintah daerah peduli sebaiknya pemerintah setempat harus menganggarkan dana untuk membantu penciptaan lagu Banjar itu, umpamanya membantu soal pajak sajalah tak usah soal yang lain, itu sudah meringankan para seniman mengembangkan lagu daerah tersebut.

Kepada seniman juga seharusnya diberikan penghargaan yang memadai agar merangsang seniman lain untuk berkreasi seperti yang terjadi pada seniman-seniman di daerah lain seperti di Pulau Jawa.

  Selain itu ia juga berharap masyarakat dan pemerintah menghargai lagu daerah sendiri, dengan memberikan forsi lebih besar memutar kaset-kaset lagu Banjar di berbagai ksempatan, seperti di hotel, restauran, rumah makan, terminal, pelabuhan, bandara, dan tempat keramaian lainnya seperti yang terjadi di daerah lain, demikian Jemmy/D.

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012