Banjarbaru (Antaranews, Kalsel) - Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani menetapkan status siaga penyakit demam berdarah karena banyaknya anggota masyarakat yang terserang penyakit tersebut.
     "Statusnya siaga demam berdarah dan seluruh pihak kami minta untuk lebih memperhatikan lingkungan agar bebas dari nyamuk pembawa virus demam berdarah," ujarnya di Banjarbaru, Senin.
     Ia mengatakan, sejak awal 2019 hingga pekan pertama Februari, jumlah penderita demam berdarah mencapai ratusan orang dan tiga diantaranya tidak tertolong atau meninggal dunia.
     Meski demikan, status Banjarbaru tidak ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah karena langkah paling ampuh adalah mencegah agar serangan penyakit bisa diantisipasi.
     "Pemkot memberi perhatian lebih dalam pencegahan serangan demam, tetapi bukan dalam penetapan status, melainkan mendorong gerakan seluruh masyarakat mencegahnya," ucap dia.
     Ditekankan, pihaknya menggalakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang melibatkan seluruh elemen masyarakat sehingga bisa mencegah serangan DBD di lingkungannya.
     "Kami mengimbau masyarakat untuk bersih lingkungan, juga seluruh aparatur Pemkot yang menjadi pelopor dan contoh bagi masyarakat dengan aktif bergerak memberantas sarang nyamuk," ujarnya.
     Dikatakan, salah satu kegiatan PSN yakni melalui gerakan 3M (menguras, mengubur dan menutup) tempat atau barang yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypty pembawa virus DBD.
     "Jika gerakan 3M dijalankan termasuk mencegah gigitan nyamuk seperti tidur dalam kelambu dan memakai minyak anti nyamuk maka serangan DBD tentu bisa dicegah," katanya.


 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019