Banjarmasin (Antaranews Kalsel)- Sebuah organisasi pecinta lingkungan Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin mencoba menelusuri sungai demi sungai untuk menncari wisara susur sungai petualangan dalam upaya menanamkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan.

Beberapa anggota FKH Banjarmasin akhir minggu lalu melakukan penjelajahan sungai sungai kecil dengan "klotok" kecil mulai dari Sungai Gampa, masuk ke Tarntang, terus ke Sungai Tabuk dan banyak sungai kecil yang dilalui.

Hasil pemantauan anggota FKH rute rute baru wisata petualangan tersebut sungguh potensial sebagai objek wisata baru bagi mereka yang suka petualangan dengan susur sungai.

Karena selain ratusan vegetasi yang tumbuh di pinggir-pinggir sungai kiri dan kanan menambah keindahah sungai yang dilalui.
 
. (Antaranews Kalsel/Hasan Zainuddin)

Seperti tanaman khas rawa , pohon tigarun, pohon rambai padi, pohon, gayam, pohon putat, pohon jingah, pohon lua, dan aneka pepohonan lainnya .

Kemudian aneka tanaman rambat jua terlihat menghiasi kawasan yang dilalui, seperti kelakai, paku haruan, piai, rasau, bakung, pandan, bamban, banta, hiring, dan aneka lainnya.

Sungai yang dilalui kecil berliku-liku hingga sangat cocok bagi mereka yang mencitani susur sungai. Apalgi lokasi yang dilalui banyak menemukan aneka jenis burung, biawak, kera abu-abu, hirangan, dan bekantan (nasalis larvatus
 

. (Antaranews Kalsel/Hasan Zainuddin)

Hasil penelusuran tersebut oleh FKH di video dan diambil foto-foto aneka sudut dan itu dipublikasikan baik melalui media sosial (Medsos) dan media cetak dan elektronik.

Harapannya, objek-obek alam itu akan menambah berbendaharaan objek wisata sungai di Banjarmasin dan sekitarnya akhirnya Banjarmasin kian ramai.

Objek-objek alam tersebut juga diharapkan akan memancing warga setempat dan wisatawan mencintai lingkungan lalu tidak merusak alam, menjaga kebersihan, tak membuang sampah sembarangan, dan bersedia menanam pohon untuk pelestarian sungai.
 
. (Antaranews Kalsel/Hasan Zainuddin)

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019