Banjarmasin (Antaranews Kalsel)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, mengapresiasi kegiatan Festival Buah Lokal Kalsel yang pertama kali digelar di wilayah kabupaten tersebut.

Seperti diutarakan Bupati Balangan Ansharudin saat membuka festival buah lokal Kalsel di Desa Marajai, Kecamatan Halong, Sabtu, bahwa kegiatan ini bermanfaat mengenalkan buah lokal setempat.

Menurut Ansharudin festival semacam itu bukan saja akan menjadikan wilayah Marajai sebagai destinasi wisata tetapi akan mampu meningkatkan kecintaan terhadap buah-buah lokal setempat.

Dengan kian diketahuinya keberadaan buah lokal  sebagian sudah sangat langka tersebut tentu akan memunculkan keinginan melestarikannya, baik oleh masyaakat sendiri maupun oleh pemerintah.


Oleh sebab itu kegiatan yang unik ini bukan berlangsung sekali ini saja, dan Pemkab Balangan akan mengagendakan kegiatan ini setiap tahun.

"Kita ingin buah yang dipamerkan jenisnya lebih banyak lagi di masa-masa mendatang, dan kegiatan pun bekerjasama dengan Pemkab Balangan," kata Ansharudin.

Menurut ia, Marajai sebuah desa pusat plasma nutfah buah-buahan di Balangan sudah banyak dikenal luas oleh masyarakat, apalagi setelah festival ini, maka desa ini akan lebih banyak dikunjungi masyarakat di tahun-tahun mendatang.

Hanya saja akses jalan menuju ke desa-desa ini masih belum sesuai harapan karena masih berupa bebatuan dan sebagian lagi tanah merah yang berlubang-lubang dan tergenang air.

Oleh sebab itu kedepan ia akan memerintahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum setempat, supaya memprioritaskan pembangunan jalan menuju desa ini.

:Nah ini ada beberapa anggota DPRD Balangan yang hadi di festival buah ini dan dapat merasakan sendiri sulitnya menjangkau Desa Marajai, karena itu kepada anggota dewan supaya usulan pembangunan jalan ke arah desa ini disetujui saja," kata Ansharudin menunjuk ke beberapa anggota dewan yang hadir bersama ribuan masyarakat menyaksikan festival tersebut.

Dalam festival yang hanya diselanggarakan oleh perangkat desa setempat dan dibantu oleh seorang pemerhati dan peneliti buah lokal setempat Hanif Wicaksono itu banyak memperoleh perhatian, lantaran banyak buah lokalo yang dipamerkan tak dikenal sebelumnya.

Contoh saja, ada buah yang disebut kumbayau, silulung, luwing, lahung, karatongan, kaca, manja, tambang susu,  belum lagi aneka spicie durian, spicie rambutan, spicie tarap atau nangka-nangkaan.

Buah yang kurang populer tersebut ternyata masih banyak tumbuh di desa lering Pegunungan Meratus seperti Marajai tersebut.

Menurut Kepala Desa Marajai, Adi Setiawan dari  sebanyak 150 spicies buah lokal khas Kalimantan sebanyak 100 spices tumbuh dan dipelihara warga setempat.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019