Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Masyarakat Desa Teluk Betung, Kecamatan Sungai Pandan Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan dihebohkan penemuan benda diduga granat jenis nanas yang masih aktif di Lingkungan Sekolah Dasar Muhammadiyah Bersubsidi Teluk Betung.

Penjaga sekolah yang menemukan benda di duga granat pada Senin (26/11) langsung melaporkan kepada kepala sekolah yang meneruskan laporan ke Polsek Sungai Pandan.

Kapolsek Sungai Pandan Iptu Danu di Amuntai Senin membenarkan adanya laporan penemuan benda yang diduga sebagai granat genggam berjenis nanas oleh pihak SD Muhammadiyah Bersubsidi Desa Teluk Betung.

"Kami sudah mengamankan lokasi penemuan diduga granat tersebut dengan memberi batas garis polisi, sementara menunggu  kedatangan Tim Penjinak Bom Brimob Polda Kalsel," terangnya.

Kepada warga, kata Danu, sudah di himbau agar tidak mendekati lokasi penemuan benda diduga granat untuk menghindari kemungkinan masih ada benda serupa disekitar lokasi.

Berdasarkan keterangan warga Alabio  lokasi penemuan benda diduga granat itu dulunya memang merupakan salah satu daerah perjuangan perang kemerdekaan saat melawan penjajah Belanda.

Kepala SD Muhammadiyah Bersubsidi Teluk Betung H Rahmadi mengatakan pihaknya tidak meliburkan para siswa terkait kasus penemuan diduga granat aktif ini.

"Kami  hanya berharap kepada pihak kepolisian dapat menyisir semua lingkungan sekolah, sehingga dapat dinyatakan aman sepenuhnya," katanya.

Diceritakan penemuan granat tangan jenis nanas ini bermula dari laporan penjaga sekolah bernama Fajrianor yang curiga melihat benda keras yang semula diduga mainan anak.

Namun setelah curiga bahwa benda itu adalah granat, ia lantas melaporkan ke pihak sekolah, beberapa guru bahkan sempat mempermainkan benda tersebut sebelumnya akhirnya dipastikan benar-benar sebuah granat.

Lokasi yang merupakan bekas galian tempat pembuangan sampah di samping halaman sekolah tersebut kini sudah diberi batas garis polisi dan menjadi pusat perhatian warga.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018