Barabai, (Antaranews Kalsel) - Para pedagang Pasar Keramat Barabai mengaku pendapatannya turun drastis selama diberlakukannya sistem portal parkir oleh Pemkab Hulu Sungai Tengah (HST).
"Pendapatan kami berkurang mencapai 75 persen setiap harinya daripada sebelum dipasang portal," kata salah satu pedagang sendal yang akrab dipanggil Abah Yadi, Sabtu (1/9) di Barabai.
Menurutnya pemerintah hanya mementingkan peningkatan pendapatan daerah melalui parkir dibandingkan dengan nasib para pedagang yang setiap harinya mengantuk tanpa ada pembeli.
"Para pembeli berfikir dua kali untuk berbelanja masuk ke dalam pasar, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk parkir dan lebih memilih berbelanja di luar pasar," ujarnya.
Sebelum di berlakukannya portal tersebut menurutnya pendapatan para pedagang di sini lebih dari cukup untuk memberikan nafkah buat keluarga.
"Semarang ini malah sebaliknya kalau cuma mengharapkan biaya dari berdagang saja tidak cukup untuk memenuhi kehidupan keluarga, pusing juga jadinya," ujarnya.
Dia mengungkapkan, banyak pedagang mengharapkan pemerintah tidak memberlakukan lagi portal parkir keluar masuk cuma di dalam pasar saja.
Lebih tepatnya portal tersebut menyeluruh diberlakukan di luar maupun di dalam pasar agar terciptanya kerja sama yang baik pedagang maupun pemerintah agar tidak hanya pedagang yang dirugikan.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pedagang sayuran, Yudi yang biasa berjualan cabai, daun singkong, kankung, rebung, pisang dan kelapa.
Dia mengungkapkan sebelum adanya portal parkir, penghasilanya bisa mencapai Rp3 juta per bulan namun setelah dipasang portal seperti sekarang, pendapatannya turun derastis hingga 70 persen dan hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak ada lagi uang lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Pendapatan kami berkurang mencapai 75 persen setiap harinya daripada sebelum dipasang portal," kata salah satu pedagang sendal yang akrab dipanggil Abah Yadi, Sabtu (1/9) di Barabai.
Menurutnya pemerintah hanya mementingkan peningkatan pendapatan daerah melalui parkir dibandingkan dengan nasib para pedagang yang setiap harinya mengantuk tanpa ada pembeli.
"Para pembeli berfikir dua kali untuk berbelanja masuk ke dalam pasar, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk parkir dan lebih memilih berbelanja di luar pasar," ujarnya.
Sebelum di berlakukannya portal tersebut menurutnya pendapatan para pedagang di sini lebih dari cukup untuk memberikan nafkah buat keluarga.
"Semarang ini malah sebaliknya kalau cuma mengharapkan biaya dari berdagang saja tidak cukup untuk memenuhi kehidupan keluarga, pusing juga jadinya," ujarnya.
Dia mengungkapkan, banyak pedagang mengharapkan pemerintah tidak memberlakukan lagi portal parkir keluar masuk cuma di dalam pasar saja.
Lebih tepatnya portal tersebut menyeluruh diberlakukan di luar maupun di dalam pasar agar terciptanya kerja sama yang baik pedagang maupun pemerintah agar tidak hanya pedagang yang dirugikan.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pedagang sayuran, Yudi yang biasa berjualan cabai, daun singkong, kankung, rebung, pisang dan kelapa.
Dia mengungkapkan sebelum adanya portal parkir, penghasilanya bisa mencapai Rp3 juta per bulan namun setelah dipasang portal seperti sekarang, pendapatannya turun derastis hingga 70 persen dan hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak ada lagi uang lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018