Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin meminta masyarakat tidak menilai negatif penobatan Raja Muda Kesultanan Banjar dan pemberian gelar Pangeran kepada Khairul Saleh.
       
"Kami mengajak masyarakat berpikiran positif terkait penobatan raja muda dan pemberian gelar Pangeran kepada Khairul Saleh," ujar gubernur dalam sambutannya di sela penobatan di Mahligai Sultan Adam Martapura, Minggu.
       
Penobatan Raja Muda Kesultanan Banjar dan gelar Pangeran dianugerahkan tokoh adat dan juriat kesultanan Banjar kepada Khairul Saleh yang juga menjabat Bupati Kabupaten Banjar periode 2010-2014.
       
Menurut gubernur, penobatan pemimpin muda Kesultanan Banjar itu jangan terlalu dipertentangkan apalagi dikait-kaitkan dengan kepentingan tertentu yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
       
Gubernur mengatakan bahwa pemberian gelar adat itu hendaknya dipandang positif sebagai upaya bersama mewujudkan dan mengembangkan kearifan budaya lokal sekaligus membangun khasanah budaya Kalsel.
       
"Mari bersama-sama kita membangun daerah melalui pengembangan dan pelestarian budaya sehingga terwujud masyarakat yang cinta dan mengenal budaya daerahnya sendiri," pinta dia.
       
Gubernur mengatakan, melalui penobatan raja muda maka sejarah Kesultanan Banjar yang tenggelam sejak ratusan tahun lalu bisa kembali dibangkitkan dan dilestarikan.
       
"Penobatan raja muda ini sebagai titik baru membangun kekerabatan kesultanan sekaligus membangkitkan budaya yang nyaris hilang ditelan masa," ujar gubernur yang mendapat gelar Datu Mangku Negeri itu.
       
Ditambahkan, penobatan yang diisi berbagai kegiatan seni dan budaya khas kesultanan Banjar itu hendaknya juga mampu dijadikan panutan dan ditranformasikan mengiringi kemajuan zaman.
       
"Melalui struktur kesultanan yang terbentuk diharapkan lebih memperkuat tekad dan komitmen memelihara kebudayaan sekaligus menjadikan budaya sebagai jati diri dan kepribadian sebagai masyarakat Banjar," katanya.
       
Penobatan Raja Muda Kesultanan Banjar itu dihadiri sejumlah raja dan pangeran yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat Kalsel.
       
Tampak hadir Ketua Umum FSKN Sri Susuhunan Paku Buwono XIII Tejowulan Keraton Surakarta Hadiningrat dan Sekretaris Jenderal FSKN Kanjeng Pangeran Haryo Kusumodiningrat. 
  
Hadir pula Kanjeng Pangeran Haryo Angling Kusumo dari Puro Paku Alam Jogja, utusan Negara Brunei Darussalam Paduka Pangiran Abu Bakar, Kesultanan Siak Riau Tengku Mochtar Anum. 
  
Kesultanan Palembang Darussalam Sultan Prabudireja Badaruddin III, Kadatuan Siladendeng NTB, Puri Agung Pamecutan Bali, perwakilan Kesultanan di Provinsi Kaltim, dan Kerajaan Mamuju, Sulawesi Barat.
       
Kemudian, Kesultanan Buton di Sultra, Kerajaan Bulukumba Toatanette, Kerajaan Bantaeng, Kerajaan Kajang, Kerajaan Galesong dan Kerajaan Sandro Bone Sulsel, Kerajaan Binuang Sulbar, serta kerajaan Mamala Maluku.
       
Penobatan raja muda dan penganugerahan gelar pangeran itu juga diisi pemberian gelar kebangsawanan kepada 15 tokoh masyarakat yang diberikan Raja Muda Kesultanan Banjar.
       
Raja Muda juga memberikan gelar keagungan kepada 13 tokoh masyarakat lainnya termasuk Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin yang diberi gelar Datu Mangku Negeri.*3*

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010