Oleh Sukarl

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel ) - Pengunjung mulai memadati objek wisata Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), sejak H+1 atau hari kedua Lebaran Idul Fitri 1439 Hijriah.

Kepala Bidang Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata HSS Muhammad Zakir mengemukakan itu di Kandangan, ibu kota kabupaten tersebut (135 kilometer utara Banjarmasin), Minggu.

Ia mengatakan pengunjung objek wisata Loksado yang berada di kawasan Pegunungan Meratus itu pada H+1 Lebaran Idul Fitri 2018 tampaknya lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun lalu pada hari yang sama.

Namun dia tidak menyebut jumlah peningkatan pengunjung Loksado (sekitar 30 kilometer dari Kandangan) tersebut, kecuali memperkirakan kenaikannya sekitar 10 persen.

"Pengunjung yang datang ke Loksado tersebut tidak saja penduduk lokal/setempat, tetapi juga dari luar daerah," ujarnya menjawab Antara Kalsel lewat telepon selular.

"Mereka (pengunjung) yang datang ke Loksado ada yang mau menikmati `banyu` (air) panas Tanuhi, serta menyaksikan `banyu tajun` (air terjun) Haratai," lanjutnya.

Selain itu, ada yang uji nyali dan ketangkasan dengan naik "bamboo rafting" (rakit bambu) menelusuri Sungai Amandit yang terkadang harus melewati jeram.

Ia menambahkan dekat kawasan Loksado itu juga terdapat tempat rekreasi baru yaitu Cek Dam Gunung Madang Kecamatan Padang Batung HSS yang belakangan ramai pengunjung terutama dari warga "Bumi Rakat Mufakat" HSS sendiri.

"Cek Dam tersebut sebelumnya atau tempo dulu sebagai tempat persediaan air baku atau sejenis embung buat kebutuhan air pada musim kemarau, kini menjadi objek wisata baru, terutama bagi penduduk lokal/setempat," demikian Zakir.

Loksado itu sendiri salah satu primadona objek wisata Kalsel yang termashur hingga ke mancanegara, dan hingga tahun 1980-an ramai wisatawan asing mau menikmati keasrian panorama kawasan Meratus tersebut. .

Selain pemandangan alam, Loksado juga cocok untuk wisata petualangan dan menyimpan budaya etnis komunitas masyarakat adat atau Suku Dayak Meratus.



 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018