Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan menargetkan pada 2018 ini harga bawang merah di Kalimantan Selatan berada pada kisaran Rp20.000-Rp25.000 per kilogram.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Herawanto di Banjarmasin, Sabtu mengatakan, berdasarkan hasil rapat TPID yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, diupayakan harga bawang merah di Kalsel, mendekati harga di Jawa, yaitu dengan harga rata-rata Rp15.000 per kilogram.
Selama ini, rata-rata harga bawang merah di Kalsel, berada pada kisaran Rp33.000 per kilogram, harga tersebut bisa naik signifikan saat terjadi gangguan distribusi.
Sebagaimana diketahui, selama ini, kebutuhan bawang merah dan beberapa kebutuhan pangan warga Kalsel, sebagian besar disuplai dari daerah Jawa, Sulawesi dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal tersebut, membuat harga bawang merah maupun kebutuhan pokok lainnya, sangat rentan terjadi gejolah harga, karena distribusi sangat tergantung dengan kondisi cuaca.
Saat cuaca buruk, maka harga berbagai kebutuhan pokok, akan melonjak tajam, karena distribusi terhambat sementara kebutuhan tetap tidak berkurang.
Mengantisipasi hal tersebut, TPID bersama dengan Bank Indonesia, telah melaksanakan berbagai upaya dan program pengendalian inflasi.
Beberapa upaya yang dilakukan TPID, antara lain adalah dengan memperluas penanaman bawang merah di beberapa daerah di Kalsel.
Selain itu, pengoptimalan benih bawang merah dan tanaman pangan dan hortikultura, khususnya di wilayah Kabupaten Tapin dan sekitarnya.
Bank Indonesia, tambah dia, juga mendorong percepatan persiapan pembangunan gudang penyimpanan untuk komoditas jenis hortikultura.
TPID bersama dengan Bank Indonesia, juga bertekad untuk mengoptimalkan peran Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang telah tersedia, sehingga petani bisa dengan cepat memperoleh informasi harga komoditas pangan tertentu di suatu daerah.
Khusus menghadapi Lebaran Idul Fitri 1439 hijriah, TPID berharap, seluruh pihak terkait, selalu menjaga distribusi pasokan yang ada dan terus mengutamakanmasuknya bahan pokok menjelang Ramadhan.
Selain itu, berdasarkan rapat TPID Kota Banjarmasin, dan Kalimantan Selatan, untuk persiapanmenghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, dsusun strategi pengendalian inflasi menghadapi momen tersebut, antara lain pengecekan stok barang dan menggunakan langgar untuk menghimbau agar bijak dalam berkonsumsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Herawanto di Banjarmasin, Sabtu mengatakan, berdasarkan hasil rapat TPID yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, diupayakan harga bawang merah di Kalsel, mendekati harga di Jawa, yaitu dengan harga rata-rata Rp15.000 per kilogram.
Selama ini, rata-rata harga bawang merah di Kalsel, berada pada kisaran Rp33.000 per kilogram, harga tersebut bisa naik signifikan saat terjadi gangguan distribusi.
Sebagaimana diketahui, selama ini, kebutuhan bawang merah dan beberapa kebutuhan pangan warga Kalsel, sebagian besar disuplai dari daerah Jawa, Sulawesi dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal tersebut, membuat harga bawang merah maupun kebutuhan pokok lainnya, sangat rentan terjadi gejolah harga, karena distribusi sangat tergantung dengan kondisi cuaca.
Saat cuaca buruk, maka harga berbagai kebutuhan pokok, akan melonjak tajam, karena distribusi terhambat sementara kebutuhan tetap tidak berkurang.
Mengantisipasi hal tersebut, TPID bersama dengan Bank Indonesia, telah melaksanakan berbagai upaya dan program pengendalian inflasi.
Beberapa upaya yang dilakukan TPID, antara lain adalah dengan memperluas penanaman bawang merah di beberapa daerah di Kalsel.
Selain itu, pengoptimalan benih bawang merah dan tanaman pangan dan hortikultura, khususnya di wilayah Kabupaten Tapin dan sekitarnya.
Bank Indonesia, tambah dia, juga mendorong percepatan persiapan pembangunan gudang penyimpanan untuk komoditas jenis hortikultura.
TPID bersama dengan Bank Indonesia, juga bertekad untuk mengoptimalkan peran Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang telah tersedia, sehingga petani bisa dengan cepat memperoleh informasi harga komoditas pangan tertentu di suatu daerah.
Khusus menghadapi Lebaran Idul Fitri 1439 hijriah, TPID berharap, seluruh pihak terkait, selalu menjaga distribusi pasokan yang ada dan terus mengutamakanmasuknya bahan pokok menjelang Ramadhan.
Selain itu, berdasarkan rapat TPID Kota Banjarmasin, dan Kalimantan Selatan, untuk persiapanmenghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, dsusun strategi pengendalian inflasi menghadapi momen tersebut, antara lain pengecekan stok barang dan menggunakan langgar untuk menghimbau agar bijak dalam berkonsumsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018