Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Sebuah kapal pengumpul ikan bernama KMN Panen Laut yang karam di perairan Sarang Tiung, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan berhasil dievakuasi.
Nakhoda KMN Panen Laut Arif (38), mengatakan kapalnya ditarik dengan bantuan kapal lain.
"Alhamdulillah kami selamat," ucapnya.
KMN Panen Laut karam setelah menabrak turus sisa reruntuhan bagan. Tonggak kayu itu menembus badan kapal sehingga kapal mengalami kebocoran.
Insiden itu terjadi hanya sekitar dua jam setelah kapal berangkat dari Desa Hilir Muara Kecamatan Pulau Laut Utara sekitar pukul 06.00 WITA.
"Baru berangkat mau ke laut, nyambang udang, cumi, kan kami pengumpul," kata Arif.
Meski cuaca tak bersahabat, ia tetap berangkat bersama seorang ABK Irfan (24) dengan mengurangi kecepatan. Di tengah hujan dan angin kencang disertai kabut yang membuat jarak pandang berkurang, kecelakaan pun tak bisa dihindarkan.
"Ada bagan yang hancur itu, masih ada kan menancap. Langsung bocor, tenggelam," tuturnya.
Kondisi kapal terbenam lebih dari separuhnya, sementara Arif dan Irfan terapung-apung di laut dengan berpegangan pada papan penutup wadah ikan. Tak lama setelah itu, ada seorang pemancing kebetulan melintas.
Pemancing itu sempat menawarkan bantuan evakuasi namun sang nakhoda menolak karena tak mau meninggalkan kapalnya. Si pemancing lalu melaporkan kejadian itu ke Satuan Polisi Perairan Polres Kotabaru.
Usai menerima informasi, tim SAR gabungan segera berangkat menuju lokasi kejadian di tengah kondisi hujan dan badai. Setelah beberapa saat melakukan penyisiran, sekitar pukul 11.30 WITA tim bertemu dua buah kapal yang membawa kedua korban sekaligus menarik kapal yang karam.
Sementara itu, bagan tancap merupakan alat tangkap ikan yang banyak digunakan nelayan Desa Sarang Tiung. Ratusan bagan yang berupa rangkaian kayu berbentuk segi empat dengan jaring di tengahnya itu bersusun sekitar dua mil dari pantai.
Pada musim cuaca buruk, tak jarang bagan-bagan itu hancur dihantam gelombang dan angin kencang. Sisa-sisa tonggaknya yang masih tegak menjadi serupa ranjau yang membahayakan untuk pelayaran. Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Nakhoda KMN Panen Laut Arif (38), mengatakan kapalnya ditarik dengan bantuan kapal lain.
"Alhamdulillah kami selamat," ucapnya.
KMN Panen Laut karam setelah menabrak turus sisa reruntuhan bagan. Tonggak kayu itu menembus badan kapal sehingga kapal mengalami kebocoran.
Insiden itu terjadi hanya sekitar dua jam setelah kapal berangkat dari Desa Hilir Muara Kecamatan Pulau Laut Utara sekitar pukul 06.00 WITA.
"Baru berangkat mau ke laut, nyambang udang, cumi, kan kami pengumpul," kata Arif.
Meski cuaca tak bersahabat, ia tetap berangkat bersama seorang ABK Irfan (24) dengan mengurangi kecepatan. Di tengah hujan dan angin kencang disertai kabut yang membuat jarak pandang berkurang, kecelakaan pun tak bisa dihindarkan.
"Ada bagan yang hancur itu, masih ada kan menancap. Langsung bocor, tenggelam," tuturnya.
Kondisi kapal terbenam lebih dari separuhnya, sementara Arif dan Irfan terapung-apung di laut dengan berpegangan pada papan penutup wadah ikan. Tak lama setelah itu, ada seorang pemancing kebetulan melintas.
Pemancing itu sempat menawarkan bantuan evakuasi namun sang nakhoda menolak karena tak mau meninggalkan kapalnya. Si pemancing lalu melaporkan kejadian itu ke Satuan Polisi Perairan Polres Kotabaru.
Usai menerima informasi, tim SAR gabungan segera berangkat menuju lokasi kejadian di tengah kondisi hujan dan badai. Setelah beberapa saat melakukan penyisiran, sekitar pukul 11.30 WITA tim bertemu dua buah kapal yang membawa kedua korban sekaligus menarik kapal yang karam.
Sementara itu, bagan tancap merupakan alat tangkap ikan yang banyak digunakan nelayan Desa Sarang Tiung. Ratusan bagan yang berupa rangkaian kayu berbentuk segi empat dengan jaring di tengahnya itu bersusun sekitar dua mil dari pantai.
Pada musim cuaca buruk, tak jarang bagan-bagan itu hancur dihantam gelombang dan angin kencang. Sisa-sisa tonggaknya yang masih tegak menjadi serupa ranjau yang membahayakan untuk pelayaran. Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018