Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Prof Suryo Hapsoro Tri Utomo kembali terpilih menjadi Ketua Umum Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena) untuk periode 2018-2020.
Guru besar di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta itu dipilih oleh Tim Formatur yang diberi mandat peserta Munas II Artipena di Banjarmasin.
"Saya berterima kasih atas kepercayaan kawan-kawan di Artipena, semoga organisasi ini semakin menunjukkan perannya dalam upaya membersihkan perguruan tinggi dari bahaya penyalahgunaan Narkoba," kata Suryo.
Dia menegaskan, harus ada gerakan sistemik antinarkoba di kampus untuk menangkal peredaran barang haram tersebut yang juga begitu sistematis dari para bandar mengedarkannya.
"5 juta mahasiswa dan 200 ribu dosen di Indonesia jika bergerak bersama-sama, maka kita bisa memberikan sesuatu bagi anak, cucu dan cicit kita agar generasi berikutnya terbebas dari Narkoba," tandasnya.
Sementara Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Sutarto Hadi selaku tuan rumah mengaku bersyukur atas suksesnya penyelenggaraan Munas kedua Artipena di Banjarmasin yang dihadiri sekitar 200 peserta dari 36 pengurus DPW Artipena se-Indonesia.
Sutarto selaku Ketua Pengurus Wilayah Artipena Kalsel menyatakan komitmennya terus berperan dalam upaya pencegahan Narkoba masuk kampus.
"ULM sendiri sangat tegas soal Narkoba, jika ada sivitas akademika terbukti terlibat jaringan pengedar pasti dipecat dan mahasiswa baru harus bebas tes Narkoba ketika baru masuk. Sedangkan dalam perjalanannya jika ada yang terjerumus penyalahgunaan atau jadi pecandu maka kita lakukan asesmen bersama BNNP untuk rehabilitasi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Guru besar di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta itu dipilih oleh Tim Formatur yang diberi mandat peserta Munas II Artipena di Banjarmasin.
"Saya berterima kasih atas kepercayaan kawan-kawan di Artipena, semoga organisasi ini semakin menunjukkan perannya dalam upaya membersihkan perguruan tinggi dari bahaya penyalahgunaan Narkoba," kata Suryo.
Dia menegaskan, harus ada gerakan sistemik antinarkoba di kampus untuk menangkal peredaran barang haram tersebut yang juga begitu sistematis dari para bandar mengedarkannya.
"5 juta mahasiswa dan 200 ribu dosen di Indonesia jika bergerak bersama-sama, maka kita bisa memberikan sesuatu bagi anak, cucu dan cicit kita agar generasi berikutnya terbebas dari Narkoba," tandasnya.
Sementara Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Sutarto Hadi selaku tuan rumah mengaku bersyukur atas suksesnya penyelenggaraan Munas kedua Artipena di Banjarmasin yang dihadiri sekitar 200 peserta dari 36 pengurus DPW Artipena se-Indonesia.
Sutarto selaku Ketua Pengurus Wilayah Artipena Kalsel menyatakan komitmennya terus berperan dalam upaya pencegahan Narkoba masuk kampus.
"ULM sendiri sangat tegas soal Narkoba, jika ada sivitas akademika terbukti terlibat jaringan pengedar pasti dipecat dan mahasiswa baru harus bebas tes Narkoba ketika baru masuk. Sedangkan dalam perjalanannya jika ada yang terjerumus penyalahgunaan atau jadi pecandu maka kita lakukan asesmen bersama BNNP untuk rehabilitasi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018