Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Rencana tambang batubara di Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru meresahkan para nelayan dan petani. Mereka trauma dampak tambang seperti yang menimpa warga di Pulau Sebuku.

"Pengalaman sudah terjadi di Pulau Sebuku. Nelayan di sana kini banyak mencari ikan ke luar, masuk ke perairan Pulau Laut, karena beberapa pesisir potensial di Sebuku sudah tercemar limbah batubara," ucap Muhammad salah satu nelayan di Pulau Laut, Selasa.

Tak hanya nelayan pencari ikan di laut yang menjerit, warga yang mencari ikan air tawar pun turut khawatir utamanya di Kecamatan Pulau Laut Timur, daerah yang rencananya  ditambang pertama kali.

Bono, salah satu pemancing mengatakan, jika tambang batubara masuk, dia takut habitat ikan air tawar itu terganggu karena limbah.

"Ikan air tawar pasti banyak yang mati dan tidak berkembang biak lagi karena air tercemar limbah tambang batubara. Kami ini warga kecil dan hanya menggantungkan hidup dari penghasilan memancing ikan," ujarnya.

Keresahan itu sangat beralasan. Dalam sehari, jika cuaca cerah, pemancing ikan gabus bisa mendapat ikan puluhan kilogram.

Rata-rata antara sepuluh sampai dua puluh kilogram ikan bisa dipancing di aliran sungai Desa Bekambit Asri. Harga ikan di pusat kota mencapai Rp40 ribu per kilogram.

Tapi warga di sana tidak mau repot ke pasar kota, mereka cukup jual di desa Rp25 ribu per kilogram.Jika dapat 20 kilogram, warga bisa kantongi bersih Rp800 ribu.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018