Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel - Sekolah swasta di Kalimantan Selatan optimistis bisa menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) sendiri pada 2019 karena pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan komputer mereka.

Kepala Sekolah SMA PGRI 2 Banjarmasin Husaini di Banjarmasin Selasa mengatakan, saat ini siswanya terpaksa mengikuti UNBK di SMK yang komputernya telah mencukupi sesuai dengan jumlah siswa yang mengikuti UNBK.

"Tahun ini, kita diberikan kelonggaran untuk bisa membeli komputer 20 unit dari dana BOS (bantuan operasional sekolah) provinsi dan lima unit dari dana BOS APBN," katanya.

Menurut Husaini, pemerintah telah memberikan subsidi pendidikan melalui dana BOS APBD provinsi Rp550 ribu per siswa.

Dana Bos tersebut, tambah dia, dimanfaatkan untuk memenuhi sarana prasarana sekolah dan pembelian sarana pendukung kegiatan belajar yang habis pakai, seperti spidol dan lainnya.

Selain itu, juga dimanfaatkan untuk membeli komputer secara bertahap, sehingga ke depan, pelaksanaan UNBK bisa dilaksanakan secara mandiri, tidak harus menumpang di sekolah lainnya.

"Bukan hanya komputer, kita juga menyiapkan untuk pembelian server dan lainnya, untuk mendukung pelaksanaan UNBK," katanya.

Husaini mengungkapkan, sampai saat ini tidak ada kesulitan berarti bagi 287 peserta UNBK dari SMA PGRI 2, kendati pelaksanaanya harus menumpang ke sekolah lain.

"Kami beberapa kali telah mengikuti simulasi UNBK ini, sehingga para peserta tidak ada kendala berarti," katanya.

Sebelumnya, UNBK sekolah di Banjarmasin sempat terganggu akibat pemadaman listrik dari PLN.

Seperti di SMAN 6 Banjarmasin, para siswa terpaksa harus menjalani ujian sampai malam hari pada Senin (9/4).

"Padamnya listrik terjadi dua kali hingga waktu pelaksanaan ujian molor dan terganggunya server koneksi internet," terang Kepala SMAN 6 Banjarmasin Drs Kaberi, Senin malam.

Berdasarkan pantauan Antara, hingga pukul 19.30 WITA, masih ada tersisa dua siswa yang berada di ruang ujian. Sedangkan sebagian besar bisa menyelesaikan soal sesi terakhir atau ketiga sekitar pukul 18.30 WITA.

Kaberi mengungkapkan, pertama listrik padam pada pukul 09.00 WITA ketika sesi pertama ujian masih berlangsung yang terjadwal 07.30 hingga 10.30 WITA.

Setelah listrik hidup pada pukul 10.30, kemudian padam kembali pada pukul 12.30 Wita hingga petugas PLN Area Banjarmasin tiba di sekolah membawa mesin genset untuk menghidupkan aliran listrik.

Molornya waktu Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) itupun membuat kecewa para siswa yang berjumlah 199 orang.

Mereka mengaku setres karena konsentrasi terganggu akibat kendala gangguan listrik tersebut hingga pesimis dengan nilai ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia nanti.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018