Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sebagai anggota Polri, membasmi kejahatan sudah menjadi tugas utama. Meski begitu, dinamika kehidupan yang semakin kompleks, membuat polisi tidak hanya dituntut sigap mengungkap tindak pidana, namun juga berbuat sesuatu yang lebih banyak untuk masyarakat.

Seperti yang dilakukan sosok Kapolres satu ini. Dia begitu peduli masalah sosial di masyarakat hingga generasi muda tak luput dari perhatiannya.

Sejak menjabat Kapolres Banjarbaru pada Mei 2017, AKBP Kelana Jaya memang punya misi besar mewujudkan Kota Banjarbaru benar-benar menjadi kota idaman sesuai dengan julukannya sebagai "Kota Idaman", yakni Kotanya indah dan nyaman, masyarakatnya tertib dan sopan taat ibadah dan beriman.
(Antarakalsel/foto/firman)


Terobosan inovatif dan visioner ala Kelana, begitu biasa dia disapa, dijabarkannya melalui Program Tebar Pesona yang merupakan singkatan dari Tekan Bersama Permasalahan Sosial dan Narkoba.

"Delapan Program Tebar Pesona Polres Banjarbaru diceritakan secara rinci pada buku berjudul Siharat: Turn Back Crime Mission," ucap Kelana yang ditemui Kantor Berita Antara di ruang kerjanya pada lantai 2 gedung utama Mapolres Banjarbaru, Kamis (5/4) siang.

Program Tebar Pesona yang diciptakan sang Kapolres pun mendapat dukungan dan apresiasi banyak pihak. Bahkan, Polres Banjarbaru dan Pemerintah Kota Banjarbaru sudah teken kerjasama atau MoU (Memorandum of Understanding) menindaklanjuti program keempat dari Tebar Pesona, yakni Polisi Mengajar. Menurut Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani, Tebar Pesona sangat bagus dan sejalan dengan programnya yaitu Melayani dan Berkarakter.

"Kami menerjunkan 42 anggota Polres Banjarbaru berpendidikan minimal Sarjana (S1) yang sudah terseleksi masuk ke sekolah untuk mengajar," ujar alumni Akpol angkatan tahun 2000 itu.

Bukan hanya sekadar mengajar di kelas lalu pulang layaknya seorang guru secara normatif, namun polisi yang punya tugas khusus menjadi guru ini dituntut bisa menyelesaikan problem solving (pemecahan masalah) di sekolah.

"Awalnya hanya mendeteksi soal Narkoba, namum setelah kita masuk lebih dalam ternyata banyak sekali permasalahan sosial terjadi di sekolah seperti siswa yang merokok, pornografi, mabuk ngelem hingga geng atau kelompok murid nakal yang kerap berbuat onar," ungkap Kelana.
(Antarakalsel/foto/firman)


Dari hasil temuan itulah, kemudian dipetakan murid bermasalah untuk diundang ke Polres menjalani revolusi mental.

Caranya, para siswa diajak mengikuti program pembinaan singkat diantaranya melalui fun games, latihan pasukan baris-berbaris, latihan pengaturan lalu lintas, mendengarkan testimoni pelaku kejahatan dalam tahanan hingga diakhiri dengan Shalat Dzuhur berjamaah sebelum dipulangkan ke sekolah masing-masing.

Program ini sudah berjalan dua bulan. Kedepan, Polres mengundang lagi murid yang belum ada perubahan secara signifikan untuk dievaluasi kembali dimana titik permasalahannya hingga mengulangi sikap dan perbuatan nakalnya.

Menurut Kelana, Polisi Mengajar sangat besar manfaatnya bagi sekolah. Kehadiran petugas ternyata dapat meningkatkan disiplin siswa dan guru.

"Jadi guru untuk melakukan tindakan kekerasan ke siswa misalnya juga bisa ditekan karena mereka akan berpikir dua kali lantaran ada polisi di situ. Sebaliknya juga, murid atau orangtua siswa tidak sebegitu mudahnya berani-berani menyerang guru. Alhasil, situasional di sekolah menjadi lebih kondusif dan terkendali," paparnya.
(Antarakalsel/foto/firman)


Kepedulian sosok Perwira Menengah (Pamen) Polri asli putra daerah ini terhadap generasi muda hanyalah salah satu dari program unggulan yang dirangkumnya melalui Program Tebar Pesona.

Sedangkan hal yang tak kalah penting dia juga benahi adalah peningkatan pelayanan prima dan quick respon. Selain pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang cepat, segala fasilitas penunjang untuk kenyamanan masyarakat juga disediakan seperti kebutuhan disabilitas, ibu menyusui, tempat bermain anak, termasuk pelayanan terpadu untuk menghilangkan praktik pungli.

Pencegahan korupsi juga digulirkan seperti pengawasan dana desa oleh Polsek Aluh-Aluh dan Polsek Beruntung yang masuk wilayah hukum Polres Banjarbaru meski administrasi daerahnya tergabung dalam Pemerintah Kabupaten Banjar.

Kemudian pada poin ketiga Tebar Pesona ada Banjarbaru Beretika, yakni Bebas dari alkohol, narkotika dan obat berbahaya lainnya. Caranya, anggota pada setiap Jumat malam dan Sabtu malam serta malam-malam tertentu yang sedang ramai kegiatan masyarakat, digelar razia ke tempat-tempat hiburan, dan juga eks lokalisasi Pembatuan serta lokasi lain yang dianggap rawan peredaran Narkoba dan pesta minuman keras.

Program lain yang juga mendapat respon positif warga, yakni Pemolisian Masyarakat. Dimana setiap harinya satu petugas bersama Ketua RT atau RW selalu berkoordinasi untuk sharing informasi. Harapannya, apapun permasalahan di masyarakat dapat dideteksi secara dini melalui peran RT dan RW setempat.

"Semua informasi, masukan dan keluhan warga akan kami analisa dan evaluasi. Jika menyangkut kamtibmas akan kami tindaklanjuti dari mulai tingkat Bhabinkamtibmas, Kapolsek hingga Polres. Sedangkan untuk masalah sosial dan sebagainya, kita teruskan ke dinas terkait," papar Kelana.
(Antarakalsel/foto/firman)


Berikutnya Program Jumat Keliling yang mana Kapolres memerintahkan jajarannya untuk Shalat Jumat dengan berpakaian dinas. Bahkan kini juga dilanjutkan dengan Shalat Dzuhur, Ashar dan Subuh Keliling.

Masyarakat yang melihat polisi memakmurkan masjid, kata dia, tentu berbeda situasionalnya dan jamaah akan merasa lebih aman dan terlindungi ketika beribadah.

Kelana juga ingin semua sistem pengamanan berbasis Closed Circuit Television/CCTV, sehingga dia menyurati seluruh instansi baik pemerintah maupun sektor swasta agar memasang kamera pengawas. Kedepan dia berharap, 1.600 CCTV yang kini terpasang di sejumlah titik di Kota Banjarbaru bisa terkoneksi semua ke Polres.

Terakhir, pria lulusan SMAN 7 Banjarmasin ini meluncurkan aplikasi Siharat yang merupakan akronim dari Siap Hadapi Beragam Kejahatan.

Sistem pelayanan berbasis informasi dan teknologi di smartphone ini, memiliki 22 keunggulan yang diantaranya mencakup pelayanan, laporan masyarakat, pencegahan pungli dan korupsi, informasi kecelakaan lalu lintas, kebakaran hingga transparansi anggaran.

"Dalam situasi darurat, pengguna aplikasi tinggal teken panic button dan saya pastikan tak sampai satu menit banyak petugas yang merespon untuk meluncur ke lokasi memberikan bantuan. Karena handphone seluruh anggota akan berbunyi kala tombol panik dipencet," tegasnya.

Kelana berharap, dengan Program Tebar Pesona, tingkat kepercayaan masyarakat akan semakin besar terhadap Polres Banjarbaru.

Sehingga sesuai Program Promoter Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan mendukung program Kapolda Kalsel Brigjen Pol Rachmat Mulyana berkaitan dengan 6 Pesan Moral dan 7 postur Polri yang diharapkan bagi seluruh personil Polda Kalsel.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018