Beijing (ANTARA News) - Perusahaan telekomunikasi asal China ZTE telah menginvestasikan dananya senilai 20 miliar Reminbi/RMB (Rp42 triliun) untuk produk teknologi berbasis 5G di Nanjing.
Perusahaan yang berlokasi di Ibu Kota Provinsi Jiangsu itu akan fokus pada pengembangan produk-produk 5G dan perangkat telekomunikasi nirkabel.
"Teknologi 5G lebih cepat ratusan kali daripada 4G. Teknologi ini merupakan industri komunikasi `mobile` masa depan," kata Wakil Direktur Eksekutif ZTE, Pang Shengqing, seperti dikutip radio resmi China, CRI, Rabu.
Menurut dia, perusahaannya memiliki lebih dari 20 mitra kerja teknologi 5G di seluruh dunia.
"Proyek ini diharapkan bisa menghasilkan nilai produksi 40 miliar RMB (Rp84 triliun) setelah beroperasi pada 2022," kata Pang.
ZTE merupakan penyedia peralatan telekomunikasi global, solusi jaringan, dan salah satu produsen telepon pintar yang sedang berkembang.
Perusahaan tersebut mengklaim telah meluncurkan telepon pintar pertamanya berbasis 5G di Barcelona, Spanyol, pada tahun lalu.
China diperkirakan menjadi pasar 5G terbesar di dunia pada 2025, demikian GSMA Intelligence, salah satu lembaga riset telepon bergerak global.
Sementara itu, Akademi Informasi dan Teknologi Komunikasi China (CAICT) memperkirakan bahwa teknologi berbasis 5G akan memberikan sumbangan sebesar 6,3 triliun RMB terhadap perekonomian China pada 2030 seperti laporan Kantor Berita Xinhua.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Perusahaan yang berlokasi di Ibu Kota Provinsi Jiangsu itu akan fokus pada pengembangan produk-produk 5G dan perangkat telekomunikasi nirkabel.
"Teknologi 5G lebih cepat ratusan kali daripada 4G. Teknologi ini merupakan industri komunikasi `mobile` masa depan," kata Wakil Direktur Eksekutif ZTE, Pang Shengqing, seperti dikutip radio resmi China, CRI, Rabu.
Menurut dia, perusahaannya memiliki lebih dari 20 mitra kerja teknologi 5G di seluruh dunia.
"Proyek ini diharapkan bisa menghasilkan nilai produksi 40 miliar RMB (Rp84 triliun) setelah beroperasi pada 2022," kata Pang.
ZTE merupakan penyedia peralatan telekomunikasi global, solusi jaringan, dan salah satu produsen telepon pintar yang sedang berkembang.
Perusahaan tersebut mengklaim telah meluncurkan telepon pintar pertamanya berbasis 5G di Barcelona, Spanyol, pada tahun lalu.
China diperkirakan menjadi pasar 5G terbesar di dunia pada 2025, demikian GSMA Intelligence, salah satu lembaga riset telepon bergerak global.
Sementara itu, Akademi Informasi dan Teknologi Komunikasi China (CAICT) memperkirakan bahwa teknologi berbasis 5G akan memberikan sumbangan sebesar 6,3 triliun RMB terhadap perekonomian China pada 2030 seperti laporan Kantor Berita Xinhua.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018