Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan menyelamatkan seekor beruang madu yang terjerat jebakan di Kabupaten Tabalong sekitar 230 kilometer dari Kota Banjarmasin.
Kepala BKSDA Kalsel Mahrus Ariyadi di Banjarbaru, Senin, mengatakan satwa dengan nama latin Helarctos Malayanus itu terjerat jebakan babi hutan di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Sabtu (24/2).
"Kondisi tubuh beruang sehat hanya bagian kakinya bengkak terkena jeratan tali dari jebakan babi yang dipasang warga. Saat ini, beruangnya diamankan di kantor SKW 2 Banjarbaru," ujarnya.
Ia mengatakan, satwa jenis kelamin betina yang berumur sekitar 3 tahun itu ditemukan terjerat jebakan babi hutan yang dipasang warga di sebuah kebun di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Tabalong.
Dijelaskan, kejadian itu dilaporkan Kapolsek Jaro Iptu Suwarno ke petugas resort Banua Anam BKSDA Kalsel dan mengamankan hewan pemakan madu itu di mapolsek setempat.
"Setelah sehari diamankan di polsek, Minggu (25/2) beruang dijemput oleh tim satgas konflik satwa liar BKSDA kemudian membawanya ke kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 2 di Banjarbaru," ucapnya.
Menurut dia, satwa dengan bobot 30 kilogram itu, untuk sementara dititipkan di kandang SKW 2 menunggu rencana pelepasliaran yang masih dikoordinasikan dengan pihak terkait.
Ditekankan, pelepasliaran satwa yang dilindungi itu tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena dikhawatirkan akan menimbulkan konflik dengan masyarakat yang bermukim di sekitarnya.
"Kami masih berkoordinasi dengan pihak terkait sebelum memutuskan dimana lokasi pelepasliaran yang tepat sehingga tidak menimbulkan konflik dengan manusia," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) Samboja Lodge di Kaltim sebagai pusat penangkaran hewan dan pelestarian alam.
Selain itu, juga berkoordinasi dengan BKSDA pusat terkait rencana untuk menempatkan beruang madu itu pada salah satu balai konservasi yang siap menampungnya.
"Saat ini, beruang madu masih berada di kandang kantor SKW 2 menunggu hasil koordinasi apakah dilepasliarkan atau ditampung di salah satu balai konservasi yang siap menampung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Kepala BKSDA Kalsel Mahrus Ariyadi di Banjarbaru, Senin, mengatakan satwa dengan nama latin Helarctos Malayanus itu terjerat jebakan babi hutan di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Sabtu (24/2).
"Kondisi tubuh beruang sehat hanya bagian kakinya bengkak terkena jeratan tali dari jebakan babi yang dipasang warga. Saat ini, beruangnya diamankan di kantor SKW 2 Banjarbaru," ujarnya.
Ia mengatakan, satwa jenis kelamin betina yang berumur sekitar 3 tahun itu ditemukan terjerat jebakan babi hutan yang dipasang warga di sebuah kebun di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Tabalong.
Dijelaskan, kejadian itu dilaporkan Kapolsek Jaro Iptu Suwarno ke petugas resort Banua Anam BKSDA Kalsel dan mengamankan hewan pemakan madu itu di mapolsek setempat.
"Setelah sehari diamankan di polsek, Minggu (25/2) beruang dijemput oleh tim satgas konflik satwa liar BKSDA kemudian membawanya ke kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 2 di Banjarbaru," ucapnya.
Menurut dia, satwa dengan bobot 30 kilogram itu, untuk sementara dititipkan di kandang SKW 2 menunggu rencana pelepasliaran yang masih dikoordinasikan dengan pihak terkait.
Ditekankan, pelepasliaran satwa yang dilindungi itu tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena dikhawatirkan akan menimbulkan konflik dengan masyarakat yang bermukim di sekitarnya.
"Kami masih berkoordinasi dengan pihak terkait sebelum memutuskan dimana lokasi pelepasliaran yang tepat sehingga tidak menimbulkan konflik dengan manusia," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) Samboja Lodge di Kaltim sebagai pusat penangkaran hewan dan pelestarian alam.
Selain itu, juga berkoordinasi dengan BKSDA pusat terkait rencana untuk menempatkan beruang madu itu pada salah satu balai konservasi yang siap menampungnya.
"Saat ini, beruang madu masih berada di kandang kantor SKW 2 menunggu hasil koordinasi apakah dilepasliarkan atau ditampung di salah satu balai konservasi yang siap menampung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018