Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Selatan menargetkan pembangunan 10 ribu rumah berbagai tipe pada 2018 untuk memenuhi kebutuhan rumah di provinsi ini yang terus meningkat.
Ketua DPD REI Kalsel Royzani Sjachril di Banjarmasin, Rabu, mengatakan, pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai mengingat pertumbuhan ekonomi Kalsel mulai pulih pascaanjloknya harga tambang batu bara.
Menurut dia, kondisi tersebut berbeda dibanding 2017, di mana target pembangunan rumah hanya tercapai sebanya 8.234 unit dari target pembangunan 10 ribu unit rumah.
"Banyak kendala yang dihadapi konsumen maupun pengusaha pada 2017, antara lain melemahnya kondisi ekonomi masyarakat," katanya.
Menurunnya kondisi ekonomi masyarakat,tambah dia,membuat kredit macet perbankkan menjadi naik, sehingga perbankkan melakukan pengetatan dalam pemberian kredit.
"Kami berharap, berbagai kendala yang terjadi selama 2017, bisa diatasi tahun ini, sehingga target bisa terpenuhi dengan baik," katanya.
Pada realisasi pembangunan perumahan 2017, dari 8.234 unit rumah sebanyak 6.500 rumah merupakan perumahan bersubsidi, dan sisanya untuk perumahan menengah ke atas.
Terkait fasilitas perumahan, tambah dia, sebelum membeli rumah nasabah harus benar-benar membaca brosur yang ditawarkan, tentang berbagai fasilitas umum yang disediakan.
Namun biasanya, tambah dia, untuk harga rumah bersubsidi, pengembang hanya menyiapkan lahan, misalnya untuk RTH maupun lainnya.
"Kalau untuk taman bermain, biasanya memang tidak ada, karena harga rumah yang murah, sehingga pengembang tidak bisa memenuhi fasilitas tersebut," katanya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kalsel, H Ariffin Noor, peran REI dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat, terutama warga yang berpenghasilan rendah sangat besar.
Karena itu, tambah dia, kerja sama antara REI dengan pemerintah daerah dan terkait lainnya, akan terus ditingkatkan untuk mencapai target pemenuhan pembangunan perumahan.
"Kerja sama ini harus terus dijalankan dengan baik, demi terwujudnya pembangunan perumahan yang layak bagi masyarakat dan sesuai aturan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Ketua DPD REI Kalsel Royzani Sjachril di Banjarmasin, Rabu, mengatakan, pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai mengingat pertumbuhan ekonomi Kalsel mulai pulih pascaanjloknya harga tambang batu bara.
Menurut dia, kondisi tersebut berbeda dibanding 2017, di mana target pembangunan rumah hanya tercapai sebanya 8.234 unit dari target pembangunan 10 ribu unit rumah.
"Banyak kendala yang dihadapi konsumen maupun pengusaha pada 2017, antara lain melemahnya kondisi ekonomi masyarakat," katanya.
Menurunnya kondisi ekonomi masyarakat,tambah dia,membuat kredit macet perbankkan menjadi naik, sehingga perbankkan melakukan pengetatan dalam pemberian kredit.
"Kami berharap, berbagai kendala yang terjadi selama 2017, bisa diatasi tahun ini, sehingga target bisa terpenuhi dengan baik," katanya.
Pada realisasi pembangunan perumahan 2017, dari 8.234 unit rumah sebanyak 6.500 rumah merupakan perumahan bersubsidi, dan sisanya untuk perumahan menengah ke atas.
Terkait fasilitas perumahan, tambah dia, sebelum membeli rumah nasabah harus benar-benar membaca brosur yang ditawarkan, tentang berbagai fasilitas umum yang disediakan.
Namun biasanya, tambah dia, untuk harga rumah bersubsidi, pengembang hanya menyiapkan lahan, misalnya untuk RTH maupun lainnya.
"Kalau untuk taman bermain, biasanya memang tidak ada, karena harga rumah yang murah, sehingga pengembang tidak bisa memenuhi fasilitas tersebut," katanya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kalsel, H Ariffin Noor, peran REI dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat, terutama warga yang berpenghasilan rendah sangat besar.
Karena itu, tambah dia, kerja sama antara REI dengan pemerintah daerah dan terkait lainnya, akan terus ditingkatkan untuk mencapai target pemenuhan pembangunan perumahan.
"Kerja sama ini harus terus dijalankan dengan baik, demi terwujudnya pembangunan perumahan yang layak bagi masyarakat dan sesuai aturan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018