Mulai Juli 2010 Kantor Seksi Logistik Kotabaru, Kalimantan Selatan membeli beras petani lokal sebanyak 1.000 ton untuk menutupi kebutuhan beras keluarga miskin (raskin) di Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu.

Kepala Kantor Logistik Kotabaru, Rony Hadianto, di Kotabaru, Senin, mengatakan, berbeda dengan Dolog lain, Logistik Kotabaru baru bisa membeli beras petani lokal setelah harga beras dipasaran lebih rendah dari harga yang ditetapkan pemerintah.

"Saat ini harga beras ditingkat petani masih sekitar Rp6.000 perkilogram lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.060/kg," ujar Rony.

Atas Dasar itu, lanjut dia, Dolog menunda menyerap beras petani meski saat ini petani dibeberapa daerah di Kotabaru mulai melaksanakan panen.

Selain untuk memenuhi kebutuhan raskin, menurut Rony, tujuan pembelian beras asal petani lokal juga untuk menjaga harga beras agar tetap stabil dan tidak jatuh karena bila harga beras anjlok petani yang akan menjadi korban.

Melihat animo masyarakat dan pemerintah yang setiap tahun memperluas areal tanam, dia yakin, target membeli 1.000 ton beras lokal akan tercapai sebelum akhir tahun 2010.

Dijelaskan saat ini stok beras digudang sekitar 600 ton jumlah tersebut cukup untuk kebutuhan 2-3 bulan kedepan.

Sementara beras yang diperlukan untuk kebutuhan raskin hingga akhir 2010 sekitar 1.500 ton.

"Rencananya beras tersebut akan dibeli dari petani/pedagang dari Berangas Pulau Laut Timur," terangnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kotabaru, H. Zuhairil Anwar mengatakan, sejak 2007 Kotabaru telah menjadi daerah swasembada beras bahkan telah surplus dan dikirim kedaerah lain.

"Seiring dengan perluasan tanam dan intensifikasi lahan Kotabaru mampu surplus sejak tahun 2007," katanya.

Ia menjelaskan, pada 2010 Kotabaru menargetkan produksi gabah sekitar 108.375 ton naik sekitar 12,71 persen dari target tahun 2009.

Besarnya target tersebut berdasarkan luas tanam pada 2010 meningkat dari 26.697 hektare menjadi 27.000 hektare.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010